KTT tersebut dihadiri setidaknya 30 perwakilan negara untuk membahas soal masalah keamanan dan pembangunan serta cara-cara untuk mengurangi eksodus pengungsi ke Eropa.
Di sela acara, Presiden Mali mendesak pemimpin lama Gambia Yahya Jammeh untuk mundur dari kekuasaan dan menghindari pertumpahan darah di negaranya sendiri dengan tetap bertahan di kursi kekuasaan meski ia kalah dalam pemilihan.
Diketahui bahwa Jammeh telah mengumumkan bahwa ia tidak akan mundur dari kekuasaan meskipun kalah dari oposisi dalam pemilihan presiden Desember lalu.
Masyarakat Indternasional, termasuk sesama negara Afrika mendorong Jammeh untuk menyerahkan kekuasaanya yang akan berakhir tanggal 18 Januari mendatang.
Jammeh mulanya menerima hasil pemilu 1 Desember 2016 itu di mana lawannya dinyatakan menang.
Namun sikapnya berbalik secara tiba-tiba dan mengajukan keluhan ke Mahkamah Agung atas penyimpangan pemilu.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: