Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Perluas Dukungan Anti-Malaria untuk Gambia Sebesar Rp 58 Miliar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Jumat, 28 April 2023, 19:20 WIB
AS Perluas Dukungan Anti-Malaria untuk Gambia Sebesar Rp 58 Miliar
Ilustrasi/Net
rmol news logo Dalam rangka memperingati pekan Hari Malaria Sedunia yang jatuh pada 25 April kemarin, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan memperluas dukungan program anti-malaria di Gambia.

Dalam langkah tersebut, Biden akan membentuk kemitraannya dengan Gambia dalam Prakarsa Malaria (PMI), sebagai bagian dari upaya memberantas malaria di seluruh dunia.

Seperti dimuat All Africa pada Jumat (28/4), melalui kemitraan PMI, Gambia akan diberikan dukungan untuk beralih dari pengendalian malaria menuju eliminasi malaria, dengan dana awal sebesar 4 juta dolar (Rp 58 miliar) akan diberikan kepada negara tersebut.

Sebagai salah satu negara di kawasan Afrika yang berhasil mengurangi kasus malaria sebesar 40 persen sejak 2015 lalu, Gambia diberi dana tersebut, yang nantinya akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan seperti pembagian kelambu, aplikasi insektisida, pengobatan ibu hamil, dan distribusi obat-obatan untuk masyarakatnya.

"Pemerintah Gambia dan organisasi mitranya telah secara signifikan mengurangi penularan malaria. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Malaria tetap menjadi beban kesehatan dan keuangan bagi banyak rumah tangga Gambia. Dengan menyediakan sumber daya PMI, Pemerintah AS bertujuan untuk membantu Gambia memberantas penyakit yang melemahkan dan mematikan ini," ujar Duta Besar AS untuk Gambia, Sharon L. Cromer.

Dalam pernyataannya, Biden sendiri telah berkomitmen untuk terus membantu mengakhiri penyakit malaria di dunia yang menjadi salah satu penyakit paling tua dan memprihatinkan, khususnya di kawasan Afrika.

Pada 2021 lalu, dari 247 juta infeksi dan 619 ribu kematian akibat malaria secara global, hampir 80 persen kasus berada di kawasan Afrika dengan anak-anak yang paling terdampak oleh penyakit tersebut.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA