Laporan 25 halaman tersebut dirilis pada Jumat malam waktu setempat. Laporan itu mengatakan pemimpin Rusia "memerintahkan" kegiatan yang bertujuan untuk mempengaruhi pemilu AS.
"Kremlin mengembangkan preferensi yang jelas untuk Trump," tulis laporan itu, dikutip dari
BBC.
Dokumen itu menyebut Putin memerintahkan serangan cyber ke dalam akun Komite Nasional Partai Demokrat. Kemudian, menggunakan perantara seperti WikiLeaks, DCLeaks.com dan Guccifer 2.0 untuk melepas informasi yang diperoleh dari peretasan. Juga, memanfaatkan para pelaku propaganda yang didanai negara.
Tujuan Putin adalah untuk melemahkan keyakinan masyarakat AS akan proses demokrasi yang mereka miliki. Sekaligus "merendahkan" kandidat Demokrat, Hillary Clinton, yang dianggap pernah mencoba menjungkalkan pemerintahan Putin .
"Kami menilai Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan kampanye pengaruh pada tahun 2016, yang bertujuan untuk pemilihan presiden AS," kata lembaga intelijen AS dalam laporannya.
Namun, laporan intelijen itu tidak menyebut Rusia mengganggu hasil penghitungan suara di Pilpres. Dalam arti lain, Putin tidak memerintahkan untuk merusak sistem penghitungan suara.
Diklaim, identitas para agen Rusia yang diduga bertanggung jawab dalam peretasan sudah diketahui otoritas AS, tetapi belum dipublikasikan untuk umum.
BBC juga melaporkan bahwa dokumen itu sudah disampaikan ke Presiden Barack Obama pada hari Kamis lalu. Sementara Moskow belum memberikan tanggapannya.
Sejak memenangkan Pilpres, Trump telah berulang kali menantang klaim yang menuduh intelijen Rusia "bermain" dalam proses Pilpres AS. Tetapi, dia mengaku tetap menghormati pekerjaan komunitas intelijen AS.
"Rusia, Cina, negara-negara lain, kelompok dan orang-orang tertentu secara konsisten mencoba menerobos infrastruktur cyber lembaga pemerintah, bisnis dan organisasi kita, termasuk Komite Nasional Demokrat. Dan itu benar-benar tidak berpengaruh pada hasil pemilu," katanya.
Trump malah menegaskan bahwa AS perlu secara agresif memerangi dan menghentikan serangan cyber. Dia berjanji akan membentuk tim khusus terkait serangan cyber dalam waktu 90 hari setelah dilantik.
[ald]
BERITA TERKAIT: