"Serangan udara AS pertama pada posisi yang tepat dari ISIS dilakukan hari ini, menyebabkan kekalahan besar di Sirte," kata Perdana Menteri Libya, Fayez al-Sarraj, dalam pidato pada hari Senin (1/8).
Pentagon mengklaim serangan udara itu dilakukan untuk merespons permintaan dari pemerintahan sementara Libya (GNA).
Al Jazeera melaporkan, militer Libya meminta AS turun tangan setelah mereka kewalahan menghadapi banyak perangkap yang dibuat ISIS di sekitar Sirte. Serangan udara AS merupakan cara untuk membersihkan medan dan membuatnya lebih aman bagi pasukan Libya. Tetapi pertempuran diprediksi menjadi lebih rumit ketika memasuki jantung kota karena ada banyak warga sipil yang terjebak dalam baku tembak.
Sekretaris pers Pentagon, Peter Cook, mengatakan, AS akan terus melaksanakan operasi udara berkoordinasi dengan GNA.
"Target tertentu akan menjadi target presisi. Kami tentu berharap ini tidak memerlukan waktu yang panjang," kata Cook.
Operasi pembebasan Sirte dari ISIS oleh pasukan Libya mulai dilancarkan sejak bulan Mei lalu. Kota itu adalah tempat kelahiran mendiang penguasa Libya, Muammar Gaddafi, dan telah dikendalikan ISIS sejak Juni 2015.
Jatuhnya Sirte yang berjarak 450 kilometer ke timur dari ibukota Tripoli, akan menjadi pukulan besar bagi ISIL, yang juga menghadapi serangkaian kerugian besar di Suriah dan Irak.
Sejauh ini, pertempuran untuk merebut Sirte telah menewaskan sekitar 280 pejuang pro-pemerintah dan melukai lebih dari 1.500 orang.
[ald]
BERITA TERKAIT: