Ia tidak khawatir dengan permintaan ekstradisi dari pemerintahan Erdogan ke Amerika Serikat. Erdogan menuduh mantan sahabatnya itu sedang membentuk Struktur
Negara Paralel yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah.
Dalam wawancara yang dilakukan Minggu (17/7), Gullen menegaskan dirinya akan mematuhi apapun keputusan dari Amerika Serikat.
"Saya benar-benar tidak khawatir tentang permintaan ekstradisi," kata Gulen melalui penerjemah kepada wartawan, di kediamannya di Saylorsburg, Pennsylvania, AS.
Tetapi ia tegas membantah tuduhan terlibat dalam kudeta gagal yang dilancarkan sebagian kelompok militer pada Jumat malam lalu.
Dikutip dari
Reuters, dia malah menganggap bahwa Erdogan sendiri yang berada di belakang aksi kudeta itu.
Gulen juga mengatakan demokrasi tidak akan dapat dicapai melalui aksi militer.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, menyatakan bahwa negaranya belum menerima permintaan resmi ekstradisi Gulen dari Turki.
Namun, Kerry juga menyatakan bahwa AS siap melakukan ekstradisi jika permintaan itu memenuhi standar hukum yang berlaku.
Permintaan agar AS menyerahkan Gulen sebelumnya secara implisit disampaikan Perdana Menteri Binali Yildirim. Ia bahkan mengancam, dengan mengatakan bahwa Turki siap berperang dengan negara mana pun yang melindungi ulama kharismatik itu.
[ald]
BERITA TERKAIT: