Surat tersebut dibawa Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro, yang baru-baru ini berkunjung ke Roma, Italia.
Putut merupakan salah seorang anggota delegasi Indonesia yang berkunjung ke Roma untuk menghadiri peringatan 50 tahun dokumen Nostra Aetate yang diterbitkan mendiang Paus Paulus VI.
Surat tersebut diterima Putut dari Teguh sehari sebelum delegasi berangkat ke Italia, Jumat pekan lalu (23/10).
"Saya meminta tolong agar surat ini diberikan kepada Paus Fransiskus. Saya berharap Paus Fransiskus berkenan membacanya dan syukur-syukur menjawab surat tersebut," ujar Teguh seperti ditirukan Putut.
Surat Teguh berisi permohonan waktu beraudiensi dengan Paus Fransiskus.
Meskipun disadari oleh Teguh bahwa permohonan audiensi itu tidak mudah, namun yang paling penting menurutnya adalah satu langkah sudah dilakukan pihaknya.
"Yang akan beraudiensi adalah Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara, bukan hanya saya pribadi. Saya ini hanya mengemban tugas dan berharap ada seribu langkah kemajuan dari satu langkah ke depan. Mengenai isi lainnya, biarlah Paus Fransiskus yang membacanya," kata Teguh lagi masih seperti ditirukan Putut.
Delegasi Indonesia yang berangkat untuk menghadiri perayaan peringatan 50 tahun peluncuran dokumen Nostra Aetate dipimpin Ketua Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (Forkoma PMKRI), Hermawi Franziskus Taslim.
Kegiatan perayaan 50 tahun dokumen Nostra Aetate akan dipusatkan diUniversitas Gregoriana, Roma, Italia.
Nostra Aetate atau Pernyataan tentang Hubungan Gereja dengan Agama-Agama Bukan Kristen, adalah salah satu dokumen dari Konsili Oikumene Vatikan Kedua yang berlangsung dari 1962 sampai 1965.
Terkait relasi dengan penganut agama Islam, misalnya, Vatikan menyatakan bahwa ada persamaan antara Islam, Kristen, dan Katolik, yakni sama-sama menyembah Allah sebagai satu-satunya Tuhan Yang Maha Kuasa.
Vatikan mendorong umat Kristiani dan Muslim untuk melupakan pertikaian dan permusuhan di masa lalu dan bekerja sama untuk membela dan mengembangkan keadilan sosial bagi seluruh umat manusia, nilai-nilai moral maupun perdamaian dan kebebasan.
BERITA TERKAIT: