Seperti dilaporkan
Al Jazeera, Hadi meninggalkan rumahnya di ibukota Sanaa, yang berada di bawah pengepungan kaum Houthi. Rumah Hadi juga dilaporkan dijarah.
"Dia dibawa dalam konvoi ke Aden. Dia sekarang di Aden. Ini akan menjadi kemunduran besar bagi Houthi, yang untuk beberapa alasan, ingin dia ditahan dalam waktu lama di rumahnya," lapor wartawan
Al Jazeera.
"Di Aden dia pasti akan disambut sebagai pahlawan. Aden adalah basis kekuasaannya dan, sebagai Sunni, ia akan memiliki dukungan besar," lanjut laporan itu.
Namun, selanjutnya Hadi diyakini akan mengungsi ke Amerika Serikat atau negara tetangga Arab Saudi karena masalah kesehatannya. Ia juga dipercaya akan segera mengumumkan pengunduran dirinya dari memimpin rakyat Yaman.
Suku-suku yang masih memandang dia sebagai pemimpin yang sah diprediksi akan menuntut dia untuk kembali memimpin.
Sementara itu, pejuang Houthi terus menembaki demonstran di kota Yaman tengah, Ibb, Sabtu (21/2). Kejadian ini menewaskan satu orang.
Kerumunan orang berkumpul di alun-alun setelah adanya kesepakatan pembagian kekuasaan baru tercapai pada hari Jumat.
Setelah penembakan itu, ribuan orang turun ke jalan sebagai protes.
Partai politik Yaman sepakat untuk membuat sebuah dewan transisi untuk membantu mengatur negara dan memungkinkan pemerintah untuk terus beroperasi dengan masukan dari berbagai faksi yang bertikai setelah Houthi mengambilalih pemerintahan.
Di sisi lain, negara-negara Barat khawatir bahwa kerusuhan di Yaman bisa menciptakan peluang bagi al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) untuk merencanakan lebih banyak serangan terhadap sasaran-sasaran internasional.
[ald]
BERITA TERKAIT: