Setelah 50 Tahun, AS Sadar Berkepentingan atas Kuba

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/shoffa-a-fajriyah-1'>SHOFFA A FAJRIYAH</a>
LAPORAN: SHOFFA A FAJRIYAH
  • Minggu, 01 Februari 2015, 16:28 WIB
rmol news logo Setelah lima dekade melakukan embargo, Amerika Serikat (AS) sadar bahwa negaranya memiliki kepentingan besar dalam membangun hubungan diplomatik dengan Kuba.

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri AS John Kerry saat konferensi persnya dalam pertemuan bersama Menlu Kanada dan Meksiko di Boston Faneuil Hall, Sabtu (31/1).

Pernyataan ini merupakan langkah lebih lanjut AS setelah pada Desember lalu Presiden Barack Obama mengumumkan rencana untuk memulihkan hubungan dengan Kuba setelah lebih dari 50 tahun mengembargo negara di Pulau Karibia itu.

"Sudah waktunya untuk mencoba sesuatu yang baru," kata Kerry, seperti dikutip dari Associated Press.

Pemerintahan Obama, lanjut Kerry, telah menyampaikan tujuannya yaitu dengan menghapus hambatan perjalanan warga Kuba ke AS, pengiriman uang dan ekspor ke Kuba.

"Ini merupakan upaya kepercayaan kami menawarkan kesempatan terbaik bagi rakyat Kuba untuk meningkatkan kehidupan mereka dan mengambil bagian dalam pilihan tentang kehidupan mereka," lanjut Kerry.

Namun, Kerry juga mengatakan bahwa pemerintahan Obama akan terus menekan pemimpin Kuba untuk demokrasi, perlindungan hak asasi manusia dan isu-isu masyarakat sipil.

Pada gilirannya, Kuba mengatakan pihaknya menyambut langkah-langkah tetapi tidak berniat mengubah sistemnya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA