Remaja itu dipanggil ke kantor polisi atas dugaan terkait dengan terorisme. Kepolisian Australia menyebut, paspor milik pemuda tersebut sebelumnya juga dibatalkan dengan alasan keamanan.
Pemuda yang disebut bernama Abdul Buman Haider itu merupakan pria kelahiran Afghanistan. Ia diduga terkait dengan jaringan ekstrimis al-Furqan.
Ia datang malam lalu untuk menjalani wawancara dengan petugas polisi setempat. Usai wawancara ia sempat bersalaman dengan petugas polisi sebelum menikam dua petugas beberapa kali. Salah satu korban penikaman menembaknya hingga tewas.
"Salah seorang petugas menjulurkan tangannya untuk bersalaman dan kemudian dibalasnya dengan tusukan di bagian lengan," kata kepala kepolisian Victoria, Ken Lay.
Kedua petugas polisi kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Keduanya dikabarkan berada dalam kondisi stabil.
Pihak kepolisian tidak mengkonfirmasi adanya laporan bahwa pemuda itu terkait dengan ancaman terhadap Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Namun
BBC mengabarkan, pemuda itu berkaitan dengan kelompok militan ISIS yang saat ini masih terus bergerilnya di wilayah Irak dan Suriah.
"Itu benar bahwa ada keterlibatan, entah itu ISIS atau bukan karena belum jelas," sambung Kay.
Menanggapi kejadian tersebut, Abbott yang tengah berada di luar negeri menyebut bahwa hal tersebut adalah bukti bahwa ada sejumlah orang di masyarakatnya yang memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan ekstrim.
Sejak beberapa bulan terakhir Australia diketahui meningkatkan kewaspadaan atas ancaman terorisme mentusul ulah ISIS yang masih terus bergerilya dan merekrtur pejuang dari negara-negara Barat, tak terkecuali Australia.
[mel]
BERITA TERKAIT: