Menyikapi masalah ini, KBRI Tokyo telah menghubungi Koordinator Gunung Fuji, Kosaka Ishio untuk mengetahui duduk persoalan secara jelas. Kenyataan bahwa corat-coret pada batu di Gunung Fuji yang terdaftar di UNESCO sebagai Warisan Dunia dan dianggap suci oleh masyarakat Jepang itu ada, memang benar demikian.
Tapi menurut Kosaka Ishio, pihaknya belum memiliki bukti bahwa corat-coret itu dilakukan oleh Warga Negara Indonesia. Ishio juga mengatakan masih perlu sedikit waktu untuk mencari tahu.
Mendapat jawaban yang arif dan bersahabat dari Koordinator Gunung Fuji, KBRI Tokyo belum mengambil sikap atau mengeluarkan pernyataan apa pun ke pihak Jepang terkait aksi bernuansa vandalisme itu.
Dalam keterangannya, Dubes RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, mengatakan bahwa pihaknya tidak ingin gegabah dan bertindak prematur atas persoalan itu.
"Jika akan mengeluarkan pernyataan maaf, pernyataan itu perlu dirancang dengan baik, termasuk pilihan untuk kata “maaf†itu sendiri. Tapi sebelum itu, duduk persoalannya harus diketahui secara jelas dulu,†ujar Dubes, sebagaimana rilis KBRI yang dikirim ke media massa di tanah air.
Kami masih menunggu laporan lebih lanjut dari Pihak Pengelola Gunung Fuji, lanjut Dubes Yusron, dan akan mengambil langkah secara tepat dan proporsional pada saat yang juga tepat, jika hal itu ternyata nanti memang diperlukan.
Jika tidak ada bukti bahwa aksi corat-coret itu dilakukan oleh Warga Negara Indonesia, atau jika hal itu dilakukan oleh pihak ketiga, maka permohonan maaf tentu akan menjadi tidak relevan, sambung Dubes saat mengakhiri keterangannya.
[dem]
BERITA TERKAIT: