Kini, Malala di markas PBB untuk berpidato untuk meminta dukungan seluruh pemimpin dunia agar memberikan akses yang besar kepada anak-anak untuk memperoleh pendidikan yang layak. Ia bahkan telah bertemu Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon.
Dalam pidato pertamanya itu, Malala bersumpah untuk tidak dibungkam ulah teroris. Perjuangannya untuk menciptakan pendidikan bagi semua anak di muka bumi akan berlanjut.
"Para teroris mengira bahwa mereka akan mengubah tujuan saya dan menghentikan ambisi saya," katanya, sebagaimana dilansir
AFP (Sabtu, 13/7).
Malala, yang mengenakan jilbab merah muda dan selendang milik mantan PM Pakistan Benazir Bhutto, menegaskan bahwa tidak ada sedikitpun niat balas dendam terhadap militan Taliban yang menembaknya tahun lalu.
"Saya tetap menginginkan pendidikan bagi putra dan putri dari Taliban, bahkan semua teroris dan ekstremis. Saya bahkan tidak membenci Taliban yang menembak saya. Jika ada pistol di tangan saya dan dia berdiri di depan saya, saya tidak akan menembak dia," ungkapnya.
Tapi, Malala mengatakan bahwa para teroris hanya takut pada buku, pena, dan kekuatan pendidikan.
"Kekuatan pendidikan membungkam mereka. Mari kita ambil buku dan pena kita. Itu adalah senjata kita yang paling kuat. Satu anak, satu guru, satu pena dan satu buku bisa mengubah dunia. Pendidikan adalah satu-satunya solusi," tegas dia.
[ald]
BERITA TERKAIT: