Hanya saja, walau ia sudah menjabat sebagai Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi pada 1992 atas perintah Presiden Hosni Mubarak, namun Mansour tidak pernah populer di mata rakyat Mesir. Banyak di antara demonstran yang anti Morsi malah bertanya-tanya siapa sebenarnya Adly Mansour.
Hal ini menjadi pertanyaan tersendiri untuk memprediksi bagaimana situasi Mesir setelah Mansour diberikan tugas untuk menjalankan pemerintahan sementara dan memutuskan sejumlah aturan hukum sampai akhirnya pemilu untuk menentukan presiden tetap digelar.
"Baru-baru ini saja pertama kalinya saya mendengar namanya," kata seorang aktivis demokrasi, Marwa Farid, kepada Al-Ahram (Sabtu, 6/7).
Walau tak mengenal baik, aktivis berusia 30 tahun ini berharap Mansour akan memahami kemauan sejati semua rakyat.
"Semoga tidak seperti apa yang telah kita lalui selama tahun lalu," ungkapnya mengenang satu tahun pemerintahan Morsi.
Di sisi lain, mantan Ketua DPR Mesir, Mohammed Hamed El Gamal, menggambarkan Mansour yang ia kenal sebagai orang yang tenang, adil dan patuh pada konstitusi serta hukum.
Mansour (67) lahir di Kairo pada 23 Desember 1945 dan lulus dari Universitas Kairo dengan gelar sarjana hukum pada tahun 1967. Sebelum menjabat sebagai ketua MK, ia telah lama menjabat sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung sejak tahun 1992.
Media massa di Mesir sendiri menilai Mansour sebagai hakim misterius karena jarang tampil di depan publik. Mansour yang pernah mengambil studi di Paris, Prancis, menjejakkan kaki di pemerintahan dengan bergabung di Dewan Kenegaraan tahun 1970.
Selama 21 tahun ia menjabat Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dan memecahkan rekor sebagai hakim terlama yang menjabat di Mahkamah Konstitusi Mesir. Mansour kemudian ditunjuk oleh Mursi sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi pada bulan Mei 2013 dan resmi berkantor pada 1 Juli kemarin.
[ald]
BERITA TERKAIT: