Paman & Bibi Diyakini Dorong Gresivitas Kim Jong-un

Selasa, 09 April 2013, 08:11 WIB
Paman & Bibi Diyakini Dorong Gresivitas Kim Jong-un
Kim Jong-un
rmol news logo .Ketegangan di Semenan­jung Korea akhir-akhir ini, di era Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, me­nimbulkan pertanyaan menge­nai aktor di balik layar kekua­saan di negara komunis itu.  Sebab, Kim Jong-un dinilai bau kencur dan mis­kin pengalaman dalam me­na­ngani krisis inter­nasional.

Korut, dipimpin pemuda ber­umur di bawah 29 tahun, di­nilai tak mungkin begitu ag­resif me­lancarkan ancaman permu­suh­an terhadap Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Kor­sel).

Menurut Jeung Young Tai analis dari  Institute for Natio­nal Uni­fi­ca­tion Korea, ada so­sok tua yang mendorong Kim Jong-un me­lon­tarkan ancaman yang me­micu ketegangan di Se­me­nan­jung Korea. Yakni, Kim Kyong-hui, bibi Kim Jong-un yang merupakan adik kandung ayah­nya, Kim Jong-il, dan suami Kyong, Jang Sung-Taek.

“Ini adalah kerjaan Kim Kyong-hui dan suaminya, Jang. Mereka ingin secepatnya mem­bangun image Kim Jong-un se­bagai pemimpin militer yang kuat, dihormati dan berkuasa,” terang Jeung.

Soalnya, ada kekhawatiran, Kim Jong-un tidak dipercayai beberapa jenderal. Meskipun upaya terbaik dari media peme­rintah sudah dilakukan, agak sulit membuat citra baru me­nge­nai Kim Jong-un, si bocah ge­­muk penggemar game, yang di­besar di Pyongyang dan Swiss.

Kim Kyong-hui, sering me­n­jadi satu-satunya wajah pe­rem­puan dalam foto resmi jajaran para jenderal dan pemimpin par­tai, telah bertugas meng­ubah keponakannya menjadi pe­mim­pin boneka dengan  re­putasi tak­­tik militer yang kuat yang mampu menangani krisis in­ternasional.

Sedangkan suaminya, Jang Sung-taek, dipilih Kim Jong-il untuk berada di balik kon­so­li­dasi otoritas putranya sebelum dia meninggal De­sem­ber 2011. Pasangan itu, ke­duanya berusia 66 tahun, ter­lihat mendampingi Kim Jong-un pada sebuah sesi komite sen­tral Partai Pekerja akhir pekan lalu, saat kepona­k­an mereka ber­janji untuk mem­pertahankan senjata nuklir se­bagai harta kehidupan bangsa.

Kim Kyong-hui, mengawasi lahirnya Korut pada 1948, ada­lah direktur Departemen Or­ga­nisasi dan Bimbingan partai. Sedangkan suaminya menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Pertahanan Nasional. Dia dise­but tokoh kunci hubungan re­zim itu dengan China.

Walau Kim Kyong-hui tidak muncul ke publik selama enam tahun sejak 2003, pada 2010 dia kembali dengan peran yang lebih kuat. Dia menjadi seorang jenderal bintang empat. Pe­rem­puan itu juga punya satu-satu­nya restoran burger di Pyong­yang. Restoran itu mena­watkan menu daging cincang dan roti.

Selain itu, menurut The Tele­graph, orang ketiga yang mem­bimbing Kim muda adalah Choe Ryong-hae. Dia seorang birokrat partai yang diangkat menjadi kepala militer.
Kemarin, Korsel menye­but­kan bahwa ada indikasi bahwa Korut akan melakukan uji coba nuklir keempat dalam waktu de­kat di Punggye-ri, lokasi uji coba nuklir sebe­lumnya. Spe­ku­lasi ini muncul setelah pihak Kor­sel mendeteksi adanya pe­ning­katan aktivitas di lokasi uji coba nuklir bawah tanah tersebut.

Meski kemudian pejabat ting­gi Korsel mengaku salah ucap, dia menyebutkan bahwa per­nyataan itu tidak menutupi ke­nyataan bahwa Korut memang sedang menyiapkan sebuah te­ro­wongan bawah tanah untuk percobaan nuklir yang akan dila­kukan kapan pun.

Saat ditanya apakah benar ada peningkatan aktivitas di Pung­g­ye-ri, Menteri Unifikasi Korea Ryoo Kihl-jae hanya me­nye­but­kan bahwa ada indi­kasi ke sana namun menolak men­je­las­kan lebih jauh karena alasan ra­hasia negara. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA