Selama ini mereka hanya menggunakan Facebook dan situs jejaring sosial lainnya untuk menarik dukungan secara terbuka untuk menyerang Partai Aksi Rakyat (PAP), yang berkuasa, yang menawarkan usulan itu ke dalam kebijakan pada bulan Januari.
"Saya pikir itu adalah protes terbesar dalam beberapa dekade. Hal ini juga merupakan protes pertama yang ditujukan tepat kepada pemerintah," kata Reuben Wong, asisten profesor ilmu politik di Universitas Nasional Singapura, seperti dikutip
Asia One (Minggu, 17/2).
"Selama beberapa tahun terakhir mereka hanya melakukan protes dengan menggunakan media internet. Tetapi baru sekarang mereka secara fisik turun ke jalan," lanjut Wong.
Pemimpin unjuk rasa, Gilbert Goh, mengatakan bahwa banyaknya warga yang berpartisipasi menunjukkan bahwa mereka tidak takut lagi mengungkapkan pendapatnya yang selama ini hanya mengandalkan Facebook untuk menunjukkan ketidaksenangan mereka.
Pada bulan lalu, pemerintah menawarkan kebijakan untuk meningkatkan jumlah penduduk sebanyak 36 persen atau 2,5 juta jiwa dengan alasan ingin menaikkan angka kelahiran untuk menopang pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
[wid]
BERITA TERKAIT: