Presiden Barack Obama murka atas serangan yang terjadi di Konsulat Amerika Serikat (AS) di Benghazi, Libya, Selasa malam (11/9). AS mengirim dua kapal perang dan 50 anggota unit khusus Korps Marinir untuk memperkuat pengamanan pos-pos diplomat mereka di negara kaya minyak itu.
Pejabat militer AS yang meÂnolak disebut namanya, mengaÂtakan, yang dikirim adaÂlah paÂsukan Armada Antiteror dan Tim Keamanan (FAST) yang dilatih khusus untuk reaksi cepat dan melindungi pekerja pemeÂrinÂtah di luar negeri.
Dua kapal perang tersebut diÂberangkatkan menuju Pantai LibÂya seiring dengan instruksi PreÂsiden Barack Obama pasca inÂsiden yang menewaskan empat warga AS, termasuk Duta Besar John Christopher Stevens, agar pos-pos diplomatik AS di Libya dan seluruh dunia meningÂkatkan pengamanan terkait deÂngan aksi protes anti-Amerika dan seraÂngan teroris yang terjadi di seÂjumlah negara.
Aksi protes anti-Amerika itu, dipicu film amatir berjudul InÂnocence of Moslems yang diÂbuat di AS, yang dianggap mengÂhina Nabi Muhammad SAW.
“Amerika Serikat mengutuk keras serangan kelewat batas dan mengejutkan terhadap fasilitas diplomatik kami di Benghazi,†kata Obama seperti dilansir Reuters, kemarin.
Obama juga menambahkan, kekerasan ini tidak akan mengÂganggu hubungan antara AS deÂngan pemerintahan baru LiÂbya. “Kami akan bekerja dengan peÂmerintah Libya untuk mengÂadili para pembunuh yang meÂnyeÂrang orang-orang kami,†jelasnya.
Obama juga telah memeÂrinÂtahÂkan peningkatan keamanan di pos-pos diplomatik AS di seluÂruh dunia setelah serangan ini. MeÂnurut Kementerian Luar NeÂgeri AS, situasi di sekitar KonÂsulat AS di Benghazi sudah dapat dikendalikan. SeÂmua staf yang tersisa di BengÂhazi telah diÂevakuasi dan KeÂdutaan Besar AS di Tripoli diÂnyatakan dalam staÂtus darurat.
Kekerasan di Benghazi dan Kairo berpotensi menyebar ke negara-negara Muslim lainnya. Kemarin, polisi menembakkan gas air mata pada demonstran yang marah di luar Kedutaan Besar AS di Tunisia. Beberapa ratus orang berkumpul di depan Kedutaan AS di Sudan.
Di MaÂroko, puluhan demonsÂtran memÂbakar bendera Amerika dan meneriakkan slogan-slogan anti Amerika di dekat konsulat AS di Casablanca.
Sumber di pemerintah AS meÂngatakan, serangan di BengÂhazi mungkin telah direncÂaÂnakan. PaÂsalnya, para penyerang mengÂguÂnakan senjata berat. SeÂlain itu, serangan terjadi berÂtepatan daÂlam peringatan 11 SepÂtember.
“Ada indikasi kelompok Islam radikal bernama Ansar al-Sharia --yang diterjemahkan sebagai Pendukung Hukum Islam-- mungÂÂkin terlibat. Kelompok ini diketahui merupakan kelompok yang bersimpati dengan Al QaeÂda, yang menjadi dalang di balik serangan terorisme di AS pada 11 September. Besar kemungÂkiÂnan serangan ini telah terorganÂisir,†kata seorang pejabat AS.
Serangan itu menjadi amunisi capres Partai Republik Mitt RomÂney menyerang rivalnya Obama. Romney menuding ObaÂÂÂma leÂmah menjaga keamaÂnan misi AS di luar negeri.
Obama langsung meÂrespons kritikan Romney terÂsebut. MeÂnurut Obama, dalam berpidato Romney bak menemÂbakkan peÂluru terlebih dulu seÂbelum memÂbidik sasaran.
“Ada pelajaran besar yang bisa diambil dari masalah ini. GuÂberÂnur Romney lebih memilih untuk menembak terlebih dulu dan setelah itu dia baru memÂbidik,†ujar Obama, seperti diÂkutip Daily Mail, Kamis (13/9).
“Sebagai Presiden, satu hal yang saya pelajari adalah, Anda harus memastikan dulu fakta-fakta mengenai pernyataan yang akan Anda lontarkan dan Anda juga harus mempertimbangkan konsekuensinya,†tegas Obama.
Dunia Mengecam
Insiden di Kedubes Libya meÂngundang kecaman dari KaÂnada. “Kanada mengecam keras dan sangat menyesalkan serangan tak masuk akal kemarin di konÂsulat AS di Benghazi, Libya,†cetus Menteri Luar Negeri KaÂnada John Baird.
“Doa dan pikiran kami untuk keluarga Dubes Christopher Stevens dan tiga pejabat AS lainnya yang kehilangan nyawa saat mengabdi untuk negara merea,†imbuh Baird.
“Kami meminta otoritas Libya untuk mengambil semua langÂkah yang diperlukan guna meÂlindungi tempat-tempat diploÂmatik sesuai kewajiban internaÂsional Libya. Kami juga menyeÂrukan pejabat-pejabat Libya unÂtuk memastikan para ekstreÂmis yang bertanggung jawab seÂgera dibawa ke penÂgaÂdilan,†imbuh diplomat tinggi Kanada itu.
Baird juga mengatakan, peÂmerintah Kanada akan meninjau ulang langkah-langkah pengaÂmanan di kedutaan Kanada di Tripoli.
Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Dewan Keamanan PBB juÂga meÂngutuk aksi tersebut. MeÂnurut pernyataan yang diÂsamÂpaikan juru bicaranya, VaÂnnina MaesÂtracci, Sekjen PBB merasa priÂhatin atas terjadinya serangÂan itu dan menyaÂtakan rasa duka cita yang menÂdalam kepada PeÂmerintah AS serta keluarga para korban. [Harian Rakyat Merdeka]
< SEBELUMNYA
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: