"Menjalankan pemerintahan Jepang adalah seperti mendorong bola salju raksasa di sebuah bukit bersalju yang licin," kata mantan menteri keuangan ini.
Maksudnya, keadaan politik Jepang tidak bisa tidak akan terus menggelinding sesuai keharusannya tanpa mempertimbangkan hal yang lain.
"Pada saat seperti ini, kita tidak bisa mengatakan, 'Aku tidak suka orang ini,' atau 'Aku tidak menyukai orang itu." Bola salju akan geser ke bawah," jelasnya, yang dilansir
CNN.
Menurutnya, "bola salju" tidak memberi banyak kesempatan kepada Jepang hari ini. Salah satu contoh, hilangnya pasokan listrik akibat bencana nuklir Fukushima memaksa pemerintah meminta perusahaan untuk mengurangi konsumsi listrik sebesar 15 persen dan mengatur suhu di dalam bangunan umum pada 28 derajat Celcius.
Dia menambahkan, membangun kembali Jepang dari gempa dan tsunami dahsyat 11 Maret membutuhkan kepemimpinan bangsa yang kuat. Apalagi ekonomi terjebak dalam kelesuan selama puluhan tahun serta dibebani dengan utang publik yang sangat besar.
Di dalam negeri, dukungan kepada Noda sebenarnya tidak terlalu besar. Dia memang didukung oleh pasar, tapi juga dijuluki "kuda hitam" dalam pertarungan menuju kursi PM di internal Partai Demokratik Jepang. Dia dianggap sebagai seorang realis yang ingin mengaktifkan kembali reaktor nuklir Dia juga berbicara tentang bagaimana menaikkan pajak untuk mengurangi beban utang.
Noda (54) mengalahkan Menteri Perdagangan Banri Kaieda, setelah pemungutan suara dua putaran yang sengit. Pemilihan berlangsung sengit karena di babak pertama tidak ada calon yang diharapkan untuk mendapatkan suara mayoritas.
Noda yang menduduki posisi kedua pada putaran pertama akhirnya memenangkan 215 suara, mengalahkan Kaieda yang hanya meraih 177 suara. Kemenangan Noda dianggap kabar baik bagi pasar finansial karena dijagokan oleh pelaku pasar.
Sebelumnya, ada lima kandidat yang ikut dalam pemilihan yaitu Mantan Menteri Luar Negeri Seiji Maehara, mantan Menteri Transportasi Sumio Mabuchi, Menteri Ekonomi Perdagangan dan Industri Banri Kaieda, Menteri Keuangan Yoshihiko Noda dan Menteri Pertanian Kehutanan dan Perikanan Michihiko Kano.
Perdana Menteri Naoto Kan mengumumkan pengunduran dirinya pada Jumat pekan kemarin. Dia dikritik rakyatnya karena caranya menangani situasi Jepang setelah gempa.
[ald]
BERITA TERKAIT: