Menurut juru bicara DeparÂtemen Imigrasi Sandi Logan, sekitar 54 pencari suaka, yang ditangkap Minggu (31/8), muÂlai difilmkan dari saat mereka tiba di pusat imigrasi Pulau Christmas Australia, naik pesaÂwat ke MaÂlaysia dan tiba di kamp-kamp di Kuala Lumpur unÂtuk diproses.
“Kami tidak ingin mereka mengeluarkan uang. Kami tidak mau mereka datang ke Australia dengan segala cara, rela meÂnumÂpangi kapal reyot yang berbahaya, dan meÂnemÂpuh perÂjalanan sangat berisiko di laut terbuka utara Australia,†kata Logan.
“YouTube jangkauannya tidak terbatas. Ini akan menjadi pesan yang sangat kuat yang menunjukkan kesia-siaan meÂlaÂkukan penyelundupan maÂnusia. Anda mempertaruhkan hidup di laut, hanya untuk diterbangkan kembali ke MaÂlaysia,†yakinnya.
Selama tiga tahun ini, AusÂtralia menggunakan YouTube untuk mencegah pencari suaka. ViÂdeonya mengenai orang dalam tahanan atau mereka yang kehilangan nyawa di laut. Bedanya dengan video terbaru, pencari suakanya asli. Untuk alasan keamanan, wajah meÂreka akan diblur.â€Australia menggunakan dua saluran YouTube,
notopeoplesÂmuggÂling dan ImmiTv. Video akan menampilkan 30-40 klip dalam delapan bahasa,†kata Logan.
Pada 25 Juli, Australia dan Malaysia bekerja sama perÂtukaran pengungsi. Negeri Kanguru itu akan mengirim 800 pencari suaka yang diÂbarÂter dengan 4.800 pencari suaka yang telah ditetapkan Badan Pengusi PBB (UNHCR).
Kelompok hak asasi maÂnusia dari kedua negara telah mengÂkritik kesepakatan pertuÂkaran ini. Mereka takut penÂcari suaka di Malaysia akan diperlakukan buruk. Pasalnya, negeri jiran itu tidak meÂnandatangani konÂvensi PBB mengenai peÂngungÂsi, dan meÂnerapkan hukuman cambuk bagi para pendatang haram.
Kelompok pertama pencari suaka akan diterbangkan ke Malaysia segera pekan depan. Mereka akan ditempatkan di pusat transit sampai 45 hari, untuk proses status oleh UNHCR. KemuÂdian, mereka berbaur ke koÂmuÂnitas lokal dan diberi akses terhadap pekerÂjaan, pendidikan, serta keseÂhatan menjelang kembali ke neÂgara tujuannya.
[rm]
BERITA TERKAIT: