Menurut kantor berita
AssoÂciated Press, Senin (3/1), unÂdaÂngan tertanggal 27 Desember 2010 ini disampaikan kepada Rusia, China, Kuba, Hungaria, neÂÂgara-negara Uni Eropa, para anggota Liga Arab dan Badan Pengawas Nuklir PBB (InterÂnational Atomic Energi Agency/IAEA).
Dengan cara ini, Iran tamÂpakÂnya berupaya menghapus kekhaÂwatiran internasional bahÂwa tekÂnologi nuklir yang mereka punya diolah untuk membuat senjata pemusnah massal, seperti yang dituduhkan negara-negara Barat. IAEA berulang kali telah menyaÂtakan khawatir dengan kegiatan nuklir Iran yang tidak transparan.
Amerika Serikat (AS), yang paling curiga dengan nuklir Iran, justru tidak diundang. Juru bicara Kementerian Pertahanan AS Mark Toner menyatakan, aktiÂvitas pengayaan nuklir Iran yang terus berlangsung adalah meruÂpakan pelanggaran terhadap resolusi DK PBB dan menunÂjukkan ketiÂdakhormatan Iran atas kewajiban internasional terkait program nuklirnya.
“Undangan tur dari Iran buÂkannya pengganti bagi peÂmeÂnuhan kewajiban Iran untuk beÂkerja sama dengan IAEA. Hal ini juga tidak akan mengalihkan perÂÂhatian dari isu inti terkait program nuklir Iran,†cetus Toner.
Utusan senior Iran Ali Ashgar Soltanieh mengatakan, kunÂjuÂngan akan dilakukan pada 15 dan 16 Januari 2011. Seluruh akoÂmoÂdasi dan pengeluaran lain dari para undangan akan ditanggung tuan rumah.
Tidak disebutkan mengapa tangÂgal tersebut yang dipilih. Namun, tanggal tersebut adalah beberapa pekan sebelum Iran dan enam negara akan melakukan pembicaraan tentang nuklir yang akan digelar di Istanbul, Turki, pada akhir Januari. Ronde baru perundingan ini melibatkan Iran, Jerman, dan lima anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB, yakni AS, Rusia, China, Inggris, dan Prancis.
“Undangan tersebut untuk UE, gerakan non blok, dan perwakilan dari negara 5+1,†kata juru biÂcara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast, keÂmarin. Menurut Mehmanparast, tur itu merupakan indikasi, Iran memiliki niat baik terkait progÂram nuklirnya.
Negara 5+1 adalah negara-neÂgara yang terlibat dalam perunÂdingan nuklir dengan Iran. NeÂgara-negara tersebut adalah lima negara anggota tetap DK PBB, yakni AS, Inggris, Prancis, China, dan Rusia, plus Jerman.
Undangan tur dari Iran ini diÂajukan tiga tahun setelah enam diplomat dari negara berkembang yang disetujui IAEA meÂngunÂjungi lokasi pengayaan uranium Iran di Isfahan. Diplomat yang mengikuti kunjungan ini menyaÂtakan tidak dapat memastikan tujuan pengembangan nuklir Iran berÂdasarkan apa yang mereka lihat di fasilitas tersebut.
Tawaran tur kali ini memberi harapan kejelasan program Iran. Karena, lebih banyak kelompok atau negara yang diundang dan lebih banyak lokasi yang direnÂcanakan dikunjungi.
Seorang diplomat yang terÂakreÂditasi dengan IAEA tapi tidak ingin disebut nama menyatakah, fasilitas di Bushehr dan Natanz termasuk lokasi yang ditawarkan untuk dikunjungi. Menurut sumÂber ini, akan dilakukan juga perÂtemuan dengan Menteri Luar Negeri sementara Iran Ali Salehi yang sekaligus kepala badan nuklir Iran, dan kepala negosiator masalah nuklir Iran Saeed Jalili.
Pabrik di Bushehr di selatan Iran adalah proyek pengayaan nuklir Iran yang dibangun atas kerja sama dengan Rusia. Pabrik pengayaan uranium bawah tanah di Natanz adalah yang paling dikhawatirkan dunia Barat.
TemÂpat inilah yang menjadi alasan pemberian sanksi sebaÂnyak emÂpat kali DK PBB keÂpada Iran karena pemerintah MahÂmoud AhmaÂdinejad meÂnolak menghentikan opeÂrasi di pabrik ini. DiperÂkiÂrakan terÂdapat 9.000 centrifuge yang berÂfungsi untuk mÂeÂnyaÂlurkan bahan bakar ke reaktor peÂngaya uranium.
[RM]
BERITA TERKAIT: