Wall Street Tiarap: Saham Teknologi Ambruk

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 13 Desember 2025, 09:03 WIB
Wall Street Tiarap: Saham Teknologi Ambruk
Ilustrasi (RMOL/Reni Erina)
rmol news logo Sejumlah indeks Wall Street ditutup melemah setelah investor mulai meninggalkan saham-saham teknologi dan beralih ke sektor yang lebih defensif.

Dikutip dari Reuters, Sabtu 13 Desember 2025, pada penutupan Jumat indeks Nasdaq Composite turun 1,69 persen ke level 23.195,17, sementara S&P 500 melemah 1,07 persen ke 6.827,41. Sepanjang pekan ini, S&P 500 turun 0,63 persen dan Nasdaq merosot 1,62 persen. 

Tak jauh berbeda, indeks Dow Jones Industrial Average juga turun 0,51 persen pada Jumat, meski masih mencatat kenaikan mingguan sebesar 1,05 persen.

Tekanan terbesar datang dari saham teknologi. Broadcom anjlok 11,4 persen setelah perusahaan chip itu memperingatkan margin keuntungan ke depan akan lebih tipis, memicu kekhawatiran baru tentang profitabilitas investasi AI. Saham Oracle juga turun 4,5 persen, melanjutkan penurunan tajam sehari sebelumnya setelah perusahaan perangkat lunak cloud itu merilis proyeksi keuangan yang mengecewakan.

“Tidak mengherankan jika pasar terkoreksi setelah beberapa minggu penguatan,” kata Anthony Saglimbene, kepala ahli strategi pasar di Ameriprise. Ia menambahkan bahwa setelah mencetak rekor penutupan, serta munculnya gangguan pada tema AI, investor mulai melirik sektor yang lebih defensif.

Tekanan pada saham chip turut menyeret indeks semikonduktor Philadelphia yang anjlok 5,1 persen, penurunan harian terdalam sejak Oktober. Nvidia turun 3,3 persen, sementara saham-saham lain yang sebelumnya diuntungkan dari lonjakan investasi AI seperti SanDisk, CoreWeave, dan Oklo juga mengalami penurunan tajam.

Di sisi positif, saham Lululemon Athletica melonjak 9,6 persen setelah perusahaan menaikkan proyeksi laba tahunan. Sementara itu, Costco Wholesale hampir tidak berubah meski membukukan kinerja kuartalan di atas perkiraan analis.

Pasar kini menanti sejumlah data penting pekan depan, termasuk laporan tenaga kerja, inflasi konsumen, dan penjualan ritel, yang dinilai akan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi ekonomi AS. “Pasar cenderung berhati-hati menjelang rilis data besar tersebut,” ujar Saglimbene. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA