Anggoro yang belum genap satu tahun memimpin, dinilai mampu menahkodai Bank Syariah Indonesia. BSI berhasil menjaga performa bisnis yang solid.
Rerata indikator kinerja keuangan BSI tumbuh dobel digit di atas industri disertai kualitas yang sehat serta mampu bertransformasi secara menyeluruh terutama dari aspek digitalisasi.
"Memasuki akhir tahun ini, kami akan melanjutkan pertumbuhan pembiayaan pada segmen yang sustain dan sehat, transformasi digital berkelanjutan agar layanan BSI makin cepat, efisien, dan inklusif dan peningkatan kapabilitas SDM serta IT dan infrastruktur," kata Anggoro melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat 12 Desember 2025.
Pertumbuhan BSI dikontribusi oleh bisnis emas dan haji sebagai mesin utama bisnis BSI. Laba mencapai Rp5,57 triliun pada Triwulan III 2025. Peningkatan tersebut didorong peningkatan asset menjadi Rp416 triliun, pembiayaan Rp300,85 triliun, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp348 triliun yang naik 15,66% (YoY).
Sepanjang tahun 2025, kinerja solid Bank Syariah Indonesia cukup ample yang ditopang oleh bisnis emas, tabungan haji dan juga segmen lainnya yakni konsumer, wholesale dan ritel UMKM.
Sejak peluncuran layanan bulion oleh pemerintah 26 Februari 2025, bisnis emas BSI tumbuh melesat 72,82% (YoY) mencapai Rp18,76 triliun yang terdiri atas Cicil Emas Rp10,32 triliun tumbuh 106,36% (YoY), dan Gadai Emas Rp8,44 triliun tumbuh 44,19% (YoY). Selain pembiayaan emas, BSI juga mencatatkan pertumbuhan Tabungan E-mas dengan saldo kelolaan 1,15 ton, penjualan 1,69 ton dan CIF rekening emas mencapai 200 ribu.
BERITA TERKAIT: