Wall Street: Dow Jones Cetak Rekor, Nasdaq Tertekan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 13 November 2025, 08:45 WIB
Wall Street: Dow Jones Cetak Rekor, Nasdaq Tertekan
Ilustrasi (Foto: RMOL/Reni Erina)
rmol news logo Bursa saham Wall Street berakhir variatif, dengan Dow Jones Industrial Average mencatat rekor penutupan tertinggi. Saat ini, sentimen pasar juga terfokus pada kemungkinan berakhirnya penutupan pemerintahan (government shutdown) terpanjang di AS.

Dikutip dari Reuters, Dow Jones naik 0,68 persen atau 326,86 poin ke 48.254,82, pada penutupan perdagangan Rabu 12 November 2025 waktu setempat. 

S&P 500 ditutup naik tipis 0,06 persen atau 4,31 poin ke posisi 6.850,92. Sementara, Nasdaq turun 0,26 persen menjadi 23.406,46. 

Dari 11 sektor utama S&P 500, enam berakhir di zona hijau, dipimpin sektor kesehatan naik 1,36 persen dan keuangan naik 0,9 persen.

Dewan Perwakilan Rakyat AS dijadwalkan melakukan pemungutan suara untuk mengesahkan RUU pendanaan sementara (stopgap funding) yang akan memulihkan bantuan pangan, membayar pegawai federal, dan mengaktifkan kembali sistem pengendalian lalu lintas udara, sebelum ditandatangani Presiden Donald Trump.

“Langkah ini positif dari sisi sentimen karena menghapus salah satu risiko utama yang membebani pasar,” kata Bill Northey, Senior Investment Director U.S. Bank Wealth Management.

Kenaikan saham Goldman Sachs dan UnitedHealth Group sekitar 3,5 persen mendorong Dow Jones menutup rekor tertinggi untuk hari kedua berturut-turut. Namun, saham teknologi unggulan justru tertekan Tesla jatuh 2,1 persen, Palantir berkurang 3,6 persen, dan Oracle minus 3,9 persen. Sementara saham AMD melonjak 9 persen setelah menetapkan target pendapatan data center 100 miliar Dolar AS.

Volume perdagangan relatif tipis, sebanyak 17,2 miliar saham berpindah tangan, lebih rendah dari rata-rata 20,5 miliar saham 20 sesi terakhir.

Penutupan pemerintahan menekan perekonomian dan mengurangi data resmi, memaksa pasar mengandalkan indikator swasta. Laporan ADP menunjukkan perusahaan swasta mengurangi rata-rata 11.250 tenaga kerja per minggu selama empat pekan terakhir, menandakan pelemahan pasar tenaga kerja. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA