Strategi Data dan Affiliate jadi Kunci Brand Lokal Meroket di E-commerce

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 10 November 2025, 15:02 WIB
Strategi Data dan Affiliate jadi Kunci Brand Lokal Meroket di E-commerce
Senior Director Tokopedia & TikTok E-commerce Indonesia, Stephanie Susilo, memaparkan kunci sukses di platform e-commerce (Foto: Tokopedia)
rmol news logo Sektor ekonomi digital Indonesia terus menunjukkan ketangguhan di tengah dinamika global. Data dari Bank Indonesia menunjukkan,  nilai transaksi e-commerce mencapai Rp44,4 triliun pada Juli  2025. Hal ini mencerminkan tingginya minat belanja online dan meningkatnya kepercayaan pelaku usaha terhadap kanal digital sebagai motor pertumbuhan.

Bagi brand lokal yang menggunakan plaform digital, kunci sukses mereka terletak pada kemampuan menganalisis data, membangun hubungan dengan audiens, dan berkolaborasi dengan kreator. Strategi cerdas inilah yang diterapkan oleh Jims Honey, SOVLO, dan KANKY di ekosistem Tokopedia dan TikTok Shop by Tokopedia.


Fokus pada Riset dan Affiliate

Bagi brand fesyen Jims Honey, e-commerce adalah "ruang belajar" untuk membuat keputusan bisnis. CEO Hanny Zeng menekankan pentingnya Riset & Pengembangan (R&D) yang didorong oleh data. 

"Kami sangat serius dalam menganalisis data penjualan untuk memahami tren dan minat masyarakat, mulai dari model, warna, harga, hingga waktu terbaik meluncurkan produk," kata Hanny dalam keterangannya yang dikutip redaksi, Senin 10 November 2025. 

Jims Honey menjadikan affiliate content creator sebagai mitra strategis utama; lebih dari 60 persen transaksinya kini berasal dari affiliate, membuktikan kolaborasi ini menciptakan peluang ekonomi bagi ribuan kreator dan memperluas jangkauan brand.


Strategi Omnichannel dan Nilai Tambah Komunitas

SOVLO, yang lahir dari adaptasi bisnis suvenir, kini hadir di online dan offline, menerapkan strategi omnichannel yang saling melengkapi. Afra Viena, Chief External Relation SOVLO, menjelaskan peran kedua kanal tersebut.

"Di toko offline, kami memberikan pengalaman langsung melihat kualitas produk. Sementara di online, kami berfokus pada strategi brand awareness dan customer retention," ujarnya. 

Pemanfaatan afiliasi di ranah online membantu mereka menjangkau konsumen tanpa kehilangan nilai artistik.

Sementara itu, brand sneakers KANKY memilih jalur yang berbeda. CEO Alfonsus Ivan Kurniadi melihat persaingan sebagai kesempatan untuk memberi nilai tambah. Untuk itu, KANKY sangat dekat dengan komunitas Gen Z. 

"Persaingan akan selalu ada; yang penting adalah bagaimana KANKY bisa terus memberikan nilai tambah bagi pelanggan... Mendengarkan mereka memberikan gambaran bagi kami dalam merumuskan nilai tambah yang efektif," terang Alfonsus.

 Tokopedia dan TikTok Shop by Tokopedia menjadi ruang bagi KANKY untuk menguji ide dan menganalisis data pasar secara cepat, memastikan setiap langkah strategis, dari produksi hingga promosi, tepat sasaran.


E-commerce Mendorong Pertumbuhan Inklusif

Senior Director Tokopedia & TikTok E-commerce Indonesia, Stephanie Susilo, menggarisbawahi peran platform bukan hanya tempat transaksi melainkan sebagai rumah pemberdayaan. Ia mencatat bahwa lonjakan transaksi, seperti saat Promo Guncang 10.10, kini datang merata dari wilayah di luar Jawa, seperti Maluku dan Gorontalo, menunjukkan pertumbuhan yang semakin inklusif.

"Kami hadir untuk menciptakan ekosistem di mana teknologi, kreativitas, dan komunitas bisa tumbuh dan mencapai lebih bersama-sama, demi masa depan ekonomi digital nasional yang makin baik," ujarnya.

Dengan memanfaatkan data, afiliasi, dan strategi omnichannel, brand lokal membuktikan bahwa mereka mampu bersaing, naik kelas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA