Perusahaan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp1,14 triliun, sedikit menurun dari pencapaian periode yang sama tahun 2024 yang sebesar Rp 1,20 triliun. Penurunan tipis pada laba ini terjadi meskipun pendapatan perusahaan masih mencatatkan kenaikan minor, yakni menjadi Rp5,16 triliun dari sebelumnya Rp 5,12 triliun.
Sorotan utama dari laporan keuangan TBIG adalah keberhasilan signifikan dalam mengelola utang jangka pendek.
Dikutip dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat 31 Oktober 2025, total liabilitas jangka pendek TBIG turun drastis menjadi Rp16,80 triliun per September 2025. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan posisi akhir tahun 2024 yang mencapai Rp23,30 triliun.
Sejalan dengan penurunan liabilitas, struktur permodalan perusahaan juga menguat. Total ekuitas TBIG naik menjadi Rp 10,70 triliun dari Rp10,56 triliun pada 31 Desember 2024.
Meskipun kas dan setara kas perusahaan tercatat menurun menjadi Rp835 miliar (dari Rp1,481 triliun pada Desember 2024), kondisi likuiditas perusahaan dinilai masih cukup sehat.
Laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham entitas induk untuk periode ini tercatat sebesar Rp49,67. Perusahaan menegaskan bahwa laporan interim ini merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan, meski belum melalui proses audit.
BERITA TERKAIT: