Pergerakan harga ini terutama didorong oleh rebound teknis setelah Bitcoin menyentuh rata-rata pergerakan 200 harinya di sekitar 108.696 Dolar AS.
Indikator teknis MACD menunjukkan sinyal bullish, sementara indeks RSI 14 berada di level 41,52, artinya masih ada ruang bagi Bitcoin untuk naik tanpa tekanan jual berlebihan. Jika harga mampu bertahan di atas level 109.365 Dolar AS, peluang penguatan jangka pendek akan semakin besar.
Kenaikan ini juga dipengaruhi oleh aktivitas akumulasi dari lembaga keuangan besar. Coinbase menambah kepemilikan hingga 2.772 BTC atau sekitar 300 juta Dolar AS pada kuartal ketiga, sementara perusahaan Strategy memindahkan lebih dari 22.000 BTC ke dompet kustodian baru senilai 2,45 miliar Dolar AS.
Meski ada tekanan dari sisi ETF, tindakan akumulasi tersebut menjadi sinyal positif bagi pasar. Investor institusional tampak mulai kembali percaya diri terhadap prospek jangka panjang Bitcoin. Keyakinan ini membantu menahan tekanan jual dan menciptakan landasan bagi potensi kenaikan berikutnya.
Selain faktor teknikal dan institusional, perubahan sentimen juga mendorong optimisme baru. Tokoh kripto Michael Saylor kembali menegaskan target harga Bitcoin di 150.000 Dolar AS pada akhir tahun dan proyeksi jangka panjang yang sangat ambisius, yakni mencapai 20 juta Dolar AS per Bitcoin. Pernyataan tersebut ramai dibicarakan di media keuangan dan menambah dorongan psikologis di kalangan investor ritel.
Komentar Saylor datang di tengah ketidakpastian ekonomi global, terutama menjelang rilis laporan ketenagakerjaan AS pada 1 November dan spekulasi mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed. Walau risiko makro masih membayangi, banyak analis melihat optimisme ini sebagai tanda bahwa pasar mulai kembali menatap ke arah positif.
Jika momentum saat ini berlanjut, aset kripto terbesar di dunia itu berpotensi memperpanjang kenaikannya menuju level psikologis berikutnya di atas 110.000 Dolar AS.
BERITA TERKAIT: