Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan Kemendag berkomitmen untuk mengubah alur nasib PMI.
"Kami ingin PMI tidak hanya bekerja di luar negeri, tetapi juga belajar dan menjadi duta perdagangan Indonesia," ujar Budi usai penandatanganan. Para PMI bisa mengenal pasar luar negeri, memahami permintaan konsumen. Bekal ini akan menjadikan mereka eksportir baru yang mandiri.
Untuk mewujudkan ini, Kemendag akan melibatkan PMI dalam berbagai program unggulan, termasuk inisiatif seperti Desa Ekspor dan program UMKM BISA Ekspor (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor). Langkah ini diharapkan dapat mendorong PMI agar mampu menjadi pelaku usaha yang mandiri dan membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah mereka untuk turut menembus pasar internasional.
Kerja sama yang ditandatangani ini memiliki fokus yang luas. Ini bukan sekadar pelatihan, melainkan kolaborasi strategis untuk; meningkatkan kapasitas dan keterampilan PMI, mengoptimalkan peran PMI sebagai mitra pengumpul informasi tentang peluang pasar di negara tempat mereka bekerja, melaksanakan promosi jasa dan produk bisnis Indonesia di pasar internasional.
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Mukhtarudin, menyambut baik sinergi ini sebagai langkah nyata. Ia dengan tegas menyampaikan bahwa jika Kemendag fokus pada ekspor barang, maka KP2MI fokus pada ekspor tenaga kerja. "Pendekatannya sama, tujuannya sama, yaitu meningkatkan devisa negara dan harkat martabat bangsa," tegas Mukhtarudin.
Ia menambahkan, arah kebijakan Presiden saat ini menuntut KP2MI fokus pada dua hal: peningkatan kualitas perlindungan pekerja migran, serta peningkatan kapasitas SDM agar PMI menjadi tenaga kerja yang terampil dan bermartabat.
"Kami ingin PMI tidak hanya banyak secara jumlah, tetapi juga unggul secara kualitas," tutup Mukhtarudin.
BERITA TERKAIT: