Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa langkah itu disiapkan sebagai komitmen mendukung kesuksesan agenda berskala internasional tersebut dengan menghadirkan suplai listrik yang andal tanpa gangguan.
"Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari asesmen menyeluruh pada infrastruktur kelistrikan hingga menetapkan masa siaga kelistrikan selama 7 hari, yakni 28 September hingga 4 Oktober 2025," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Kamis 2 September 2025.
Gelaran ini merupakan forum strategis bagi negara-negara ASEAN dalam bidang kelistrikan di kawasan Asia Tenggara.
Pada tahun 2025, Indonesia khususnya PLN menjadi tuan rumah untuk menyelenggarakan rangkaian agenda HAPUA meetings ke-41 yang meliputi HAPUA Working Groups Meetings, HAPUA Working Committee Meeting dan HAPUA Council Meeting.
“Momentum ini menjadi wadah bagi negara-negara ASEAN untuk bergandengan tangan menuju masa depan energi berkelanjutan,” kata Darmawan.
Terpisah, General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), F. Eko Sulistyono menjelaskan bahwa sistem kelistrikan Flores yang menjadi backbone kelistrikan Labuan Bajo dalam kondisi aman.
Tercatat, daya mampu pasok (DMP) wilayah ini mencapai 107,40 Megawatt (MW) dan beban puncak 96,48 MW. Artinya, terdapat cadangan daya yang mencukupi sebesar 10,92 MW.
“Kami memastikan seluruh infrastruktur kelistrikan di Labuan Bajo siaga penuh agar seluruh pihak yang terlibat merasa aman dan nyaman,” ujar Eko.
PLN menyiapkan 4 unit Uninterruptible Power Supply (UPS) dan mengerahkan sebanyak 59 personel untuk bersiaga 24 jam nonstop di berbagai lokasi strategis seperti lokasi acara, bandara, hotel, dan rumah sakit.
BERITA TERKAIT: