Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, proyeksi itu didukung oleh penguatan sinergi kebijakan moneter, fiskal, dan sektor riil.
“Dengan penguatan sinergi kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah, pertumbuhan ekonomi semester II 2025 diperkirakan membaik sehingga secara keseluruhan tahun 2025 akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6 - 5,4 persen,” kata Perry dalam konferensi pers, Rabu, 18 September 2025.
Perry menekankan, pemulihan ekonomi perlu terus dipacu agar sesuai dengan kapasitas perekonomian nasional.
Namun, ia mengakui konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2025 belum sepenuhnya kuat akibat menurunnya ekspektasi konsumen, terutama kelompok menengah ke bawah, serta keterbatasan lapangan kerja.
Sementara dari sisi investasi, ia menekankan perlunya percepatan realisasi berbagai program prioritas pemerintah, termasuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di daerah.
Adapun ekspor diperkirakan membaik berkat peningkatan produk pertanian dan manufaktur, terutama ekspor minyak kelapa sawit (CPO) ke India setelah negara itu menurunkan bea impor.
Ia menambahkan, belanja pemerintah diproyeksikan meningkat pada semester II 2025 sejalan dengan implementasi proyek prioritas di sektor pangan, energi, pertahanan, dan paket kebijakan ekonomi nasional.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan kebijakan stimulus fiskal dan sektor riil Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas perekonomian,” tuturnya.
BI, kata Perry juga akan memperkuat bauran kebijakan melalui penurunan suku bunga, pelonggaran likuiditas, pemberian insentif makroprudensial, serta percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
BERITA TERKAIT: