Paket kebijakan yang diberi nama Stimulus Ekonomi 2025 ini terdiri dari delapan program akselerasi pada 2025, empat program dilanjutkan di program 2026, dan lima program penyerapan tenaga kerja.
Total anggaran stimulus kebijakan ekonomi yang disiapkan untuk tahun 22025 sebesar Rp16,23 triliun.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan paket stimulus perekonomian yang telah diketok palu tersebut tidak akan memperlebar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ).
"Daripada ada sisa, kita pakai ke sana. Jadi ini hanya optimalisasi penyerapan anggaran supaya berdampak ke perekonomian tanpa mengubah defisit yang terlalu signifikan," jelas Purbaya dalam Konferensi Pers terkait Stimulus Ekonomi, di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 15 September 2025.
Purbaya memperkirakan defisit APBN 2025 akan mencapai 2,78 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau Rp638,8 triliun.
Proyeksi ini lebih besar dari estimasi awal di angka Rp616 triliun atau 2,53 persen dari PDB.
Saat ini anggaran untuk menopang seluruh paket kebijakan ekonomi tersebut dipastikan telah siap untuk dikucurkan. Oleh sebab itu kekhawatiran adanya peningkatan nilai defisit APBN dapat dihindarkan.
"Ini sudah ada uangnya, bukan berarti defisitnya melebar, tapi kita bisa perkirakan berapa setiap tahun penyerapan anggarannya. Karena tahun lalu kan ada sisanya," kata Purbaya.
Lebih jauh Purbaya menjelaskan, anggaran paling besar dalam paket stimulus ekonomi 2025 dialokasikan pada bantuan pangan berupa 10 kilogram (kg) beras untuk periode Oktober-November 2025 sebanyak 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dengan anggaran Rp7 triliun.
Purbaya menyebut, pihaknya telah memperkirakan penerimaan yang diserap oleh negara setiap tahunnya untuk dibelanjakan. Dia pun telah menghitung sisa anggaran tahun lalu, sehingga dana tersebut akan dioptimalkan di sisa tiga bulan tahun 2025 agar diserap oleh sistem perekonomian.
BERITA TERKAIT: