Melalui PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap (RU IV), Pertamina mengembangkan pemanfaatan energi ramah lingkungan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan tenaga bayu (PLTB) untuk irigasi pertanian, hingga hortikultura dan budidaya perikanan.
Program ini berhasil memberi solusi untuk mengairi 25 hektare lahan sawah kering menjadi lebih produktif. Pertamina juga membina 35 petani, serta 90 tenaga kerja untuk mengelola aktivitas di DEB Kalijaran.
“Sebelum ada pembinaan dari Pertamina, petani hanya bisa menanam saat musim hujan karena keterbatasan air. Kalau mau pakai pompa, biayanya mahal dan menambah polusi,” kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margo Sugih, Priyatno di Kalijaran, Cilacap, Jumat, 29 Agustus 2025.
DEB Kalijaran saat ini mengoperasikan irigasi lahan pertanian dengan PLTS dan PLTB. Program ini menghasilkan energi terbarukan berkapasitas hingga 12.540 Wattpeak serta mengurangi emisi karbondioksida 2.860 ton CO2eq per tahun.
Kini petani bisa menanam hingga tiga sampai enam kali panen per tahun. Pendapatan petani pun meningkat dari sekitar Rp80 ribu per bedeng/per tahun menjadi Rp800 ribu.
PLTS juga dimanfaatkan untuk penampungan air dan budidaya ikan, sehingga manfaatnya lebih luas. Mitra binaan pengelola budidaya ikan mencatat tambahan pendapatan rata-rata Rp1,7 juta hingga Rp2,3 juta per panen dari hasil pertanian dan perikanan.
“Harapan kami, masyarakat bisa mandiri energi dengan memanfaatkan PLTS, PLTB, dan energi gerak," pungkasnya.
Sementara itu, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menjelaskan, Mapan Kalijaran merupakan program DEB untuk mengembangkan kemandirian ekonomi desa, sekaligus mengurangi emisi karbon dengan penggunaan energi bersih.
"Pertamina berharap, DEB terutama yang berada di Kalijaran ini dapat mendukung kemandirian ekonomi, energi, hingga ketahanan pangan, sejalan dengan visi Asta Cita Pemerintah Indonesia," jelas Fadjar.
BERITA TERKAIT: