Pada pembukaan perdagangan Senin 23 Juni 2025, IHSG sempat anjlok 1 persen ke level 6.833 di awal sesi.
Penurunan ini berlanjut hingga menyentuh titik terendah harian di level 6.751, sebelum akhirnya berbalik arah dan melakukan rebound ke kisaran 6.800–6.830.
Dalam penilaian pengamat pasar modal Panin Sekuritas, Reydi Octa, pergerakan IHSG hari ini cenderung terbatas dan berisiko kembali tertekan jika kabar terkait situasi di Timur Tengah kembali memanas.
“Selama tidak ada perkembangan negatif dari sisi global, khususnya yang berkaitan dengan geopolitik, saya memperkirakan IHSG akan cenderung bergerak datar (
sideways) atau sedikit menguat hingga penutupan. Tetapi, jika muncul kabar baru yang kurang kondusif, terutama dari konflik di Timur Tengah yang semakin melibatkan AS, maka tekanan jual bisa kembali meningkat di sesi kedua,” ujar Reydi kepada
RMOL, Senin 23 Juni 2025.
Menurut Reydi, kondisi pasar yang fluktuatif ini memicu sebagian pelaku pasar untuk menerapkan strategi
fast trading, guna mengantisipasi pergerakan yang sulit diprediksi.
Ia juga menyebut bahwa ekspektasi koreksi dalam justru tidak sepenuhnya terealisasi karena masih ada kekuatan penahan di pasar.
“Banyak pelaku pasar memperkirakan IHSG akan dibuka turun tajam, bahkan lebih dari minus 4 persen, dengan harapan akan muncul peluang rebound teknikal yang lebih kuat. Namun kenyataannya, indeks tidak terkoreksi sedalam itu karena masih ada penopang di pasar,” jelasnya.
Ia pun memprediksi IHSG hari ini akan bergerak di level 6.750 hingga 6.850.
Berdasarkan pantauan
RMOL, hingga pukul 11.06 WIB, Indeks masih tertekan ke level 6.810 atau merosot 1,41 persen.
BERITA TERKAIT: