Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai tukar Dolar terhadap enam mata uang utama termasuk Franc Swiss, Yen Jepang, dan Euro bergerak datar di pasar New York Jumat 20 Juni 2025 waktu setempat, yang dipicu oleh komentar The Fed bahwa penurunan suku bunga bisa mulai dipertimbangkan secepatnya pada Juli, mengingat data inflasi terbaru.
Saat yang sama, Presiden Donald Trump akan memutuskan dalam dua minggu ke depan mengenai potensi keterlibatan AS dalam konflik Iran-Israel.
Euro naik 0,3 persen menjadi 1,1534 Dolar AS. Yen melemah 0,29 persen menjadi 145,88 per Dolar AS.
Franc Swiss tetap stabil di posisi 0,8166 per Dolar AS, namun berada di jalur penurunan mingguan terbesar sejak minggu ketiga April, setelah bank sentral negara tersebut memangkas suku bunga ke 0 persen.
Investor juga dikejutkan oleh keputusan tak terduga dari Norges Bank yang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, menyebabkan nilai tukar Krone Norwegia melemah lebih dari 2 persen terhadap dolar minggu ini.
Dolar Australia dan Selandia Baru masing-masing turun 0,3 persen terhadap Dolar AS.
Yuan tetap stabil di 7,1820 setelah China mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya sesuai ekspektasi pasar.
Poundsterling juga stabil di 1,3471 Dolar AS, setelah memangkas kenaikan sebelumnya menyusul data penjualan ritel Inggris yang menunjukkan penurunan volume penjualan terbesar sejak Desember 2023 bulan lalu.
"Posisi pasar saat ini mungkin lebih cenderung pada penyesuaian posisi," ujar Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex.
Sementara terhadap Rupiah, Dolar AS sedikit tertekan. Pada penutupan perdagangan Jumat 20 Juni 2025 WIB, Rupiah menguat tipis 9 poin atau 0,06 persen level Rp16.396 per Dolar AS.
BERITA TERKAIT: