Namun, kenaikan emas dibatasi oleh apresiasi Dolar Amerika Serikat (AS). Pada penutupan Selasa 17 Juni 2025, indeks Dolar AS (DXY) menguat 0,8 persen, membuat emas batangan yang dihargakan dalam greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Logam lainnya juga menguat, perak bahkan melonjak ke level tertinggi dalam 13 tahun. Diperkirakan ketersediaan perak akan semakin ketat karena defisit selama beberapa tahun berturut-turut.
"Ketidakpastian geopolitik, dengan perang Israel-Iran yang mungkin akan meningkat sebelum mereda, akan mempertahankan dasar bagi penawaran aset safe haven di pasar," kata Jim Wycoff, analis Kitco Metals, dikutip dari
Reuters.
Berikut pergerakan harga logam dunia pada penutupan perdagangan Selasa 17 Juni 2025 atau Rabu dini hari WIB.
- Emas spot menguat 0,2 persen menjadi 3.390,59 Dolar AS per ons
- Emas berjangka AS ditutup melemah 0,3 persen menjadi 3.406,9 Dolar AS
- Perak spot melambung hampir 2 persen menjadi D37,05 Dolar AS per ons
- Platinum menguat 1,5 persen menjadi 1.264,61 Dolar AS
- Paladium menguat 1,7 persen menjadi 1.047,54 Dolar AS
Saat ini, bank sentral di seluruh dunia memperkirakan kepemilikan emasnya sebagai proporsi cadangan akan meningkat selama lima tahun ke depan, menurut survei World Gold Council.
Sementara itu, Federal Reserve akan mengumumkan keputusan kebijakannya pada Rabu pekan ini diikuti konferensi pers Chairman Jerome Powell.
The Fed secara luas diantisipasi akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25-4,50 persen, yang berlaku sejak Desember.
Lingkungan suku bunga rendah dan ketidakpastian geopolitik cenderung meningkatkan daya tarik emas.
BERITA TERKAIT: