Dikutip dari
Bloomberg, kenaikan ini terjadi karena biaya operasional supermarket semakin tinggi. Salah satu penyebab utamanya adalah kebijakan pemerintah yang menaikkan gaji pekerja.
Menurut data dari British Retail Consortium (BRC) yang dirilis Selasa, 27 Mei 2025, inflasi pangan naik selama empat bulan berturut-turut dan kini berada di angka 2,8 persen, naik dari 2,6 persen pada bulan April. Kenaikan harga paling terasa pada produk-produk segar.
Akibatnya, supermarket menghadapi tantangan berat: mereka harus tetap menarik pelanggan, sementara biaya seperti upah minimum dan pajak karyawan ikut naik. BRC menyebut total tambahan beban ini mencapai 5 miliar Poundsterling, atau sekitar Rp107,2 triliun.
"Tak mengherankan kalau inflasi naik lagi," ujar Helen Dickinson, CEO BRC.
Kondisi ini juga menimbulkan keraguan atas kemungkinan terjadinya “perang harga” antar supermarket. Sebelumnya supermarket, Asda sempat mengumumkan rencana menurunkan harga demi menarik lebih banyak pelanggan. Pernyataan ini membuat harga saham pesaing seperti Tesco dan Sainsbury sempat turun.
Namun, menurut analis Bloomberg Intelligence, Charles Allen, kekhawatiran soal perang harga besar-besaran mungkin terlalu dibesar-besarkan.
BERITA TERKAIT: