Keputusan Kongres AS yang mengesahkan RUU usulan Presiden Donald Trump terkait pemotongan pajak dan belanja besar-
besaran, menjadi salah satu pemicu kenaikan Dolar.
DPR AS meloloskan RUU yang akan menambah sekitar 3,8 triliun Dolar AS ke utang pemerintah federal sebesar 36,2 triliun Dolar AS selama dekade berikutnya.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, naik 0,3 persen menjadi 99,905.
Dolar AS menguat terhadap Yen sebesar 0,1 persen menjadi 143,75 Yen setelah sebelumnya merosot ke 142,80 Yen.
Dolar AS juga menguat terhadap Euro yang turun 0,3 persen menjadi 1,1293 Dolar AS.
Euro terpuruk menyusul data yang menggambarkan gambaran ekonomi yang suram bagi zona Euro.
Sebaliknya, aktivitas bisnis Amerika meningkat pada Mei sebagian karena kesepakatan perdagangan antara Washington dan China. Composite PMI Output Index S&P Global, yang melacak sektor manufaktur dan jasa, tumbuh menjadi 52,1 bulan ini dari 50,6 pada April. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi di sektor swasta.
Laporan klaim pengangguran mingguan yang rendah juga sedikit mengangkat dolar karena pasar tenaga kerja terus memperlihatkan stabilitas. Laporan mingguan menunjukkan jumlah pengangguran mendekati level yang terakhir terlihat pada akhir 2021.
Klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun 2.000 menjadi 227.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir pada 17 Mei. Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan 230.000 klaim untuk minggu terakhir.
Poundsterling relatif flat versus Dolar AS di level 1,3433 Dolar AS.
Dolar AS juga menguat 0,5 persen terhadap Franc Swiss menjadi 0,8286 Franc.
BERITA TERKAIT: