Berdasarkan data
Refinitiv, Jumat 2 Mei 2025 pukul 10.41 WIB, Rupiah terapresiasi 1,02 persen ke level Rp16.425 per Dolar AS. Ini merupakan posisi terkuat mata uang Garuda sejak 18 Maret 2025, atau dalam 1,5 bulan terakhir.
Penguatan Rupiah kali ini ditopang oleh membaiknya sentimen pasar terhadap risiko global, terutama setelah adanya sinyal positif dari hubungan dagang antara China dan Amerika Serikat.
China disebut sedang mempertimbangkan kembali kemungkinan pembicaraan perdagangan dengan Washington, setelah menerima sejumlah sinyal pendekatan dari pihak AS.
Sementara itu, Presiden Donald Trump di awal pekan ini juga memberi isyarat soal potensi perjanjian dagang baru dengan beberapa mitra strategis seperti India, Jepang, dan Korea Selatan. Ia pun menyatakan keyakinan akan tercapainya kesepakatan dagang dengan China.
Dari sisi lain, tekanan terhadap Dolar AS meningkat setelah sejumlah data ekonomi AS menunjukkan perlambatan. Data Produk Domestik Bruto (PDB), penggajian swasta, dan klaim pengangguran mingguan menampilkan indikasi lesunya aktivitas ekonomi.
Kondisi ini memperkuat ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve dalam waktu dekat, sekaligus menahan laju penguatan Dolar.
BERITA TERKAIT: