Angka tersebut setara 24,13 persen dari total alokasi yang yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp175 triliun.
Selama periode tersebut, sebanyak 975 ribu debitur pengusaha UMKM telah memperoleh manfaat KUR yang disalurkan BRI.
Tak hanya dari sisi nilai kredit yang disalurkan dan jumlah debitur, BRI juga memastikan penyaluran KUR diarahkan ke sektor-sektor strategis yang berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, yang tercermin dari penyaluran KUR sebesar 62,43 persen ke sektor produksi.
Dalam peride ini, sektor pertanian menjadi sektor ekonomi dengan jumlah penyaluran terbesar, mencapai Rp18,09 triliun.
Per Maret 2025, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) BRI tercatat sebesar 2,29 persen mencerminkan portofolio yang sehat dan pengelolaan risiko yang optimal.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan, penyaluran KUR merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memperluas akses pembiayaan yang inklusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Penyaluran KUR yang berfokus pada sektor produktif merupakan bentuk keberpihakan nyata BRI terhadap pembangunan ekonomi nasional," ujarnya dalam keterangan resmi Sabtu 26 April 2025.
BRI meyakini bahwa pembiayaan yang tepat sasaran dapat
menciptakan multiplier effect yang signifikan, khususnya dalam mendorong
kemandirian usaha dan membuka lapangan pekerjaan.
Hendy menambahkan bahwa fokus pada sektor pertanian merupakan bagian dari strategi BRI dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Dukungan terhadap sektor pertanian tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan, serta mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan," katanya lagi.
Hal ini sekaligus menunjukkan peran BRI dalam membangun fondasi ekonomi nasional yang tangguh dan inklusif,” pungkas Hendy.
BERITA TERKAIT: