Ia mengamati langsung para pembatik yang selalu melantunkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW selama proses membatik.
Batik Rifa'iyah erat kaitannya dengan masa dakwah Kyai Ahmad Rifai. Bukan hanya sekadar karya seni, melainkan dari sisi ekonomi akan menarik pasar nasional maupun internasional.
“Saya sangat yakin mampu bersaing dengan batik kualitas premium setara Pekalongan maupun Surakarta. Yang terpenting metode untuk meningkatkan pangsa pasar, jika pemasaran meningkat tentu bisa memecahkan masalah kaderisasi,” kata Faiz dikutip
Kantor Berita RMOLJateng, Sabtu, 19 April 2025.
Selain menarik minat calon pembatik muda, karya batik ini juga berdampak positif bagi perekonomian masyarakat Kalipucang Wetan hingga Kabupaten Batang.
“Saya akan terus mendukung Batik Rifa'iyah, supaya bisa mengakses pasar di Jakarta bahkan mancanegara,” jelas dia.
Strateginya, dengan memperbaiki pola pemasaran dan intens berpartisipasi di event-event batik nasional. Maka dari itu perlu persiapan yang matang.
“Agar pengunjung tidak hanya melirik, tapi juga beli produk Batik Rifa'iyah,” tuturnya.
Perancang busana Sri Wulandari atau Wulan Vellea mengapresiasi dukungan yang ditunjukkan Ketua TP PKK Batang terhadap keberlanjutan Batik Rifa'iyah. Ia pun mendorong pola pemasaran yang tepat agar batik ini makin dikenal.
Wulan juga mengharapkan, karya para maestro Batik Rifa'iyah dapat menjadi konsumsi publik, baik di dalam negeri maupun mancanegara.
“Kami sudah Bermitra dengan para pembatik Rifa'iyah, mulai dari busana rancangan saya yang menggunakan kain Batik Rifa'iyah. Serta beberapa program dari Kain Kebaya Indonesia (KKI) yang berkolaborasi dengan karya para maestro Batik Rifa'iyah,” terangnya.
Untuk mencegah kepunahan, sebagai Subsektor Fesyen di Ekraf, Wulan juga intens menggaungkan Batik Rifa'iyah di tiap event yang digelar di tingkat Jateng.
Menanggapi respons cepat Ketua TP PKK dan pemerhati busana, perwakilan pembatik Rifa'iyah, Miftahudin membenarkan regenerasi perlu diintensifkan karena minimnya pembatik muda.
“Alhamdulillah para pelajar SMK Neswara bersemangat mempelajari teknik membatik, sehingga secara bertahap ada proses regenerasi calon pembatik muda,” ujar dia.
Para pelajar intens mempelajari teknik dalam waktu yang cukup, sehingga benar-benar menguasai.
“Yang terpenting kami juga intens menggandeng anak cucu kami agar memiliki ketertarikan untuk mempelajari Batik Rifa'iyah,” pungkas Miftah.
BERITA TERKAIT: