Dikutip dari
Reuters, indeks Dolar AS (Indeks DXY) merosot 0,83 persen ke 99,38 pada penutupan perdagangan Rabu, 6 April 2025, atau Kamis pagi WIB.
Sementara, Euro menguat 0,84 persen menjadi 1,1376 Dolar AS.
Terhadap Yen, Dolar melemah 0,71 persen menjadi 142,22, setelah sebelumnya menyentuh 142,03.
Dolar juga merosot 1 persen versus Franc Swiss menjadi 0,815.
Franc terapresiasi paling tinggi di antara mata uang G10 sejak pengumuman tarif 2 April, dan efek disinflasi yang dihasilkan dapat mendorong Swiss National Bank untuk mengembalikan suku bunga ke wilayah negatif.
Dolar Kanada menguat 0,5 persen versus Dolar AS menjadi 1,39, setelah Bank of Canada mempertahankan suku bunga di 2,75 persen, jeda pertamanya setelah tujuh kali pemangkasan berturut-turut.
Dolar Australia naik 0,35 persen menjadi 0,6365 Dolar AS.
Pekan lalu, Dolar AS jatuh dipicu kekhawatiran atas dampak ekonomi dari tarif baru dan investor mengalihkan alokasi ke luar negeri karena ketidakpastian pada penerapan pungutan perdagangan yang tidak menentu.
AS sedang berdiskusi dengan sejumlah negara termasuk Jepang, sementara ketegangan antara China dan AS makin memanas.
Trump dijadwalkan menghadiri pertemuan pejabat perdagangan Jepang dan AS. Sementara, Menteri Keuangan Korea Selatan, Choi Sang-mok, akan mengadakan pertemuan dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent minggu depan untuk membahas masalah perdagangan.
Perjanjian perdagangan dengan China dan Uni Eropa diperkirakan memakan waktu lebih lama untuk dicapai.
BERITA TERKAIT: