Kabar dari Trump tidak berhenti di sini, laporan lain menyebutkan, Trump yang sedang berupaya kompromi dengan produk asal China guna melapangkan jalan bagi akuisisi perusahaan sosial media asal China, TikTok. Upaya kompromi Trump ini sekaligus mencerminkan masih rumit dan kompleksnya proses nasionalisasi TikTok tersebut.
Rangkaian situasi tersebut dengan mudah menghantarkan pelaku pasar jatuh dalam pesimisme, mengingat kebijakan tarif secara keseluruhan masih belum jelas di tengah kekhawatiran ancaman resesi yang terus tumbuh. Aksi perburuan Dolar AS akhirnya berlanjut meski dalam taraf yang lebih moderat. Pantauan menunjukkan, sebagian besar mata uang utama dunia yang kembali merosot dan kemerosotan tersebut bertahan hingga sesi perdagangan hari keempat pekan ini di Asia, Kamis 27 Maret 2025.
Pelaku pasar di Asia juga semakin mendapatkan pukulan tambahan dari rilis tingkat profit industri China yang dilaporkan turun 0,3 persen pada Februari lalu. Rilis data ini semakin menyiratkan tantangan serius pada prospek perekonomian China yang semakin terancam oleh kebijakan tarif masuk Trump.
Namun beruntungnya, di tengah rangkaian sentimen suram tersebut, kinerja mata uang Asia mampu bertahan mixed dan terjebak di rentang sempit. Pantauan juga memperlihatkan, kinerja di rentang sempit yang konsisten di sepanjang sesi perdagangan. Nilai tukar Yuan China, Peso Filipina bersama Rupiah mampu menjejak zona penguatan dengan stabil dan konsisten di sepanjang sesi perdagangan pagi.
Kinerja tak jauh berbeda juga terlihat hingga sepanjang sesi perdagangan sore. Terkhusus pada Rupiah, hingga ulasan ini disunting tercatat masih berada di kisaran Rp16.555 per Dolar AS atau menguat sangat tipis 0,11 persen. Pantauan juga menunjukkan, Peso Filipina yang mencetak kinerja paling moncer di Asia dengan mencetak penguatan tajam di kisaran 0,67 persen. Sedang Baht Thailand mulai berupaya menjangkau zona penguatan tipis di ujung sesi perdagangan sore. Kinerja mixed mata uang Asia dan konsisten di rentang sempit sekaligus mencerminkan kebimbangan pasar Asia menjelang jatuhnya masa libur lebaran.
BERITA TERKAIT: