Kebijakan ini mulai berlaku pada 2 April 2025 dan menjadi bagian dari strategi Washington untuk mengurangi defisit perdagangan.
Seperti dikutip dari
Yahoo Finance, Kamis 27 Maret 2025, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa tarif baru ini akan menjadi dorongan besar bagi pertumbuhan ekonomi.
"Ini akan memacu pertumbuhan ke tingkat yang belum pernah Anda lihat sebelumnya," ujar Trump di Gedung Putih.
Meskipun berpotensi meningkatkan penerimaan negara, kebijakan ini memicu kekhawatiran di industri otomotif. Saham produsen mobil besar, termasuk General Motors (GM), Ford, Stellantis, serta Tesla anjlok setelah pengumuman tarif.
Selain itu, saham pabrikan Eropa seperti BMW, Porsche, Volkswagen, dan Mercedes-Benz, serta produsen di Asia, juga ikut melemah.
Meskipun tarif baru tersebut menyasar produsen mobil asing, produsen otomotif domestik AS juga ikut khawatir terkena dampaknya karena memiliki fasilitas produksi di Kanada, Meksiko, dan China. Biaya produksi diperkirakan meningkat akibat gangguan pada rantai pasokan.
Pemerintah AS telah mengumumkan serangkaian tarif sejak awal 2025 dengan alasan ketidakseimbangan perdagangan dan tuduhan praktik dagang tidak adil oleh negara mitra.
BERITA TERKAIT: