Jepang Minta China Segera Cabut Larangan Impor Makanan Laut

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 24 Maret 2025, 10:52 WIB
Jepang Minta China Segera Cabut Larangan Impor Makanan Laut
Ilustrasi/Net
rmol news logo Jepang dan China sepakat untuk melanjutkan negosiasi guna mencabut larangan impor makanan laut Jepang oleh Beijing.

Langkah terbaru datang usai pertemuan antara Menteri Luar Negeri Jepang, Takeshi Iwaya dengan rekannya dari China, Wang Yi di Tokyo, pada Sabtu, 22 Maret 2025.

Pada pertemuan tersebut Iwaya meminta kepada Wang agar impor dapat dimulai kembali secepat mungkin. Namun, China tidak memberikan tanggal pasti untuk melanjutkan impor.

"Ini adalah langkah penting karena kami bisa memastikan ada kemajuan dalam proses dimulainya kembali impor," kata Iwaya kepada wartawan setelah pertemuan, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Senin 24 Maret 2025.

"Terkait ekspor pertanian ke China, termasuk daging sapi dan beras, kami sepakat untuk memprioritaskan bidang yang bisa segera diselesaikan," lanjutnya.

Pertemuan hari Sabtu adalah dialog ekonomi tingkat tinggi pertama antara Jepang dan China dalam hampir enam tahun. Pertemuan ini berlangsung di tengah serangkaian pertemuan tingkat tinggi lainnya.

"Kami akan menyusun rencana kerja sama ekonomi dan perdagangan bersama serta memberikan bantuan ekonomi guna mendorong hubungan strategis yang saling menguntungkan," kata Wang di awal dialog.

Tujuan dari dialog ini adalah untuk memperdalam kerja sama ekonomi, khususnya di bidang ekonomi hijau serta perawatan medis dan lansia.

Larangan impor makanan laut Jepang oleh China diberlakukan setelah Jepang mulai melepaskan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut pada Agustus 2023. Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan terhadap potensi kontaminasi radioaktif.  

Sebagai respons, Jepang telah mengajukan keluhan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada September 2023, menyatakan bahwa larangan tersebut tidak dapat diterima dan meminta China untuk segera mencabutnya.rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA