Orr, yang memulai masa jabatan keduanya pada Maret 2023, seharusnya menjabat hingga 2028. Namun, ia memutuskan untuk mengakhiri masa jabatannya tiga tahun lebih awal, efektif per 31 Maret 2025.
Stuart Ritson, ahli strategi pendapatan tetap di Bank of New Zealand, berpendapat bahwa pengunduran diri Orr tidak akan terlalu berdampak bagi pasar.
"Saya pikir dampak pasar akan terbatas," kata Ritson, seperti dikutip dari
Bloomberg, Rabu 5 Maret 2025.
Dengan mundurnya Orr, Wakil Gubernur Christian Hawkesby akan menjabat sebagai Penjabat Gubernur hingga 31 Maret 2025.
Mulai 1 April, Menteri Keuangan Selandia Baru, atas rekomendasi Dewan RBNZ, akan menunjuk gubernur sementara untuk periode maksimal enam bulan.
Pengunduran diri Orr terjadi di tengah kondisi ekonomi Selandia Baru yang menantang. Negara tersebut mengalami resesi terburuk sejak 1991 (di luar periode pandemi), dengan tingkat pengangguran yang tinggi dan penurunan signifikan dalam lapangan kerja.
Selama masa kepemimpinannya, Orr menghadapi kritik terkait kebijakan moneter yang agresif pasca pandemi Covid-19. Ia menaikkan suku bunga secara signifikan untuk mengendalikan inflasi, yang kemudian berkontribusi pada resesi ekonomi di Selandia Baru.
Sebelum menjabat sebagai Gubernur RBNZ, Orr memimpin Dana Kekayaan Negara Selandia Baru dan pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur RBNZ selama empat tahun sebelum bergabung dengan New Zealand Super Fund pada 2007.
BERITA TERKAIT: