Keputusan final mengenai kebijakan ini diperkirakan akan diumumkan pada April 2025.
Seperti dikutip dari
Bloomberg, Rabu 19 Februari 2025, kebijakan ini merupakan kelanjutan dari langkah proteksionisme ekonomi yang telah diterapkan. Sebelumnya, AS telah memberlakukan tarif 25 persen terhadap impor baja dan aluminium, serta mengenakan pajak impor baru sebesar 10 persen bagi China.
Rencana tarif impor yang lebih luas ini juga sejalan dengan kebijakan perdagangan yang lebih ketat. Washington sempat berencana mengenakan tarif serupa terhadap produk dari Kanada dan Meksiko, namun proposal tersebut ditunda.
Saat ini, Gedung Putih dikabarkan sedang menggodok kebijakan tarif resiprokal yang akan berlaku untuk semua negara mitra dagang AS, yang akan segera diumumkan.
"Saya mungkin akan memberi tahu Anda pada 2 April. Tarifnya akan berada di kisaran 25 persen," kata Presiden AS Donald Trump.
Jika kebijakan ini diterapkan, industri otomotif global diperkirakan akan terkena dampaknya. Pasalnya, hampir setengah dari total kendaraan yang dijual di AS merupakan produk impor, dengan produsen mobil Eropa seperti Volkswagen serta perusahaan Asia seperti Hyundai menjadi yang paling terdampak.
Meski demikian, Trump menegaskan bahwa perusahaan otomotif yang telah memiliki fasilitas produksi di AS tidak akan dikenakan tarif tambahan ini.
"Jika mereka datang ke Amerika Serikat dan memiliki pabrik di sini, mereka tidak akan menghadapi tarif," tambahnya.
BERITA TERKAIT: