Seperti dikutip
Reuters pada Jumat 31 Januari 31 Januari 2025, pejabat Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Korea Selatan mengonfirmasi bahwa pihaknya telah meminta penjelasan resmi dari DeepSeek mengenai tata kelola data pengguna mereka.
"Kami berniat untuk mengajukan permintaan kami secara tertulis paling cepat hari Jumat untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana DeepSeek menangani data pribadi," kata seorang pejabat tersebut.
Selain Korea Selatan, sejumlah negara lain juga dikabarkan tengah menyelidiki kebijakan keamanan data chatbot AI milik DeepSeek.
Baru-baru ini, DeepSeek menjadi sorotan setelah meluncurkan chatbot AI dengan harga terjangkau, yang mengguncang industri teknologi global, terutama di Amerika Serikat (AS).
Kehadirannya bahkan telah menyebabkan saham Nvidia anjlok hingga 17 persen dalam satu hari, sehingga membuat kekayaan CEO Jensen Huang merosot sekitar 20,8 miliar (Rp337 triliun).
Perusahaan China ini mengklaim bahwa chatbot AI yang mereka kembangkan mampu menyaingi teknologi AI terdepan di AS, namun dengan biaya produksi yang jauh lebih rendah dibandingkan investasi perusahaan-perusahaan teknologi besar di negara tersebut.
BERITA TERKAIT: