Pemegang saham yang berhak mengikuti RUPST harus tercatat dalam Daftar Pemegang Saham BRI paling lambat pada 14 Februari 2025.
Meskipun agenda lengkap RUPST belum diumumkan, Direktur Utama BRI, Sunarso, mengisyaratkan sejumlah aksi korporasi telah disiapkan untuk dibahas dalam rapat tersebut, termasuk rencana pembelian kembali saham (buyback) di pasar reguler.
"Buyback saham akan kami usulkan dalam RUPS. Kita ingin buyback sebanyak-banyaknya," ujar Sunarso dalam keterangannya yang Jumat 31 Januari 2025.
Menurutnya, harga saham BBRI saat ini belum mencerminkan nilai fundamental perusahaan. Saat ini harga saham di level Rp4.220, price to earning ratio (P/E) BBRI tercatat 10,4 kali, sementara price to book value (PBV) berada di 1,98 kali.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir yang masing-masing berada di kisaran 17,5 kali untuk P/E dan 2,49 kali untuk PBV.
Meski demikian, Sunarso menambahkan bahwa kinerja BRI sepanjang 2024 tetap solid meski menghadapi tantangan ekonomi. Hingga kuartal III-2024, perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp45,36 triliun, tumbuh 2,6 persen secara tahunan.
"Pokoknya kita berusaha meskipun situasinya terserah ini tidak mudah. Tapi saya yakin BRI punya kapasitas dan kualitas untuk bisa mempertahankan tingkat perolehan labanya,” katanya.
Selain buyback saham, dalam RUPST BRI juga biasanya membagikan dividen final. Sebelumnya, bank BUMN ini telah mencairkan dividen interim senilai Rp20,46 triliun atau setara Rp135 per saham.
BERITA TERKAIT: