Meskipun demikian, perusahaan ini mengalami penurunan penjualan global sebesar 3,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Seperti dikutip dari
Business Times pada Kamis 30 Januari 2025, penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam penjualan di Jepang, di mana produsen mobil itu menghadapi dampak dari masalah tata kelola atas prosedur uji sertifikasi, khususnya di Daihatsu.
Penjualan kendaraan dari induk perusahaan, termasuk merek Toyota dan Lexus, juga turun 1,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total 10,2 juta unit terjual.
Sementara itu, di China, Toyota mengalami penurunan lebih besar, yakni 6,9 persen, akibat persaingan harga yang semakin ketat di pasar otomotif negara tersebut.
Namun, permintaan kendaraan hybrid di Amerika Serikat (AS) meningkat dan berkontribusi pada pertumbuhan penjualan Toyota di negara tersebut. Sepanjang 2024, kendaraan hybrid berbahan bakar bensin-listrik menyumbang 40,8 persen dari total penjualan Toyota, mencetak rekor tertinggi. Sementara itu, kendaraan listrik berbasis baterai berkontribusi sebesar 1,4 persen dari total penjualan.
Di sisi lain, Volkswagen Group, saingan dari Jerman, awal bulan ini melaporkan penurunan penjualan unit sebesar 2,3 persen tahun lalu menjadi lebih dari sembilan juta kendaraan.
BERITA TERKAIT: