Dikutip dari
Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup turun 91 sen atau 1,2 persen pada 76,58 Dolar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,15 Dolar AS atau 1,6% menjadi 72,62 Dolar AS per barel, menandai harga penutupan terendah sepanjang tahun ini.
Data dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah meningkat sebesar 3,46 juta barel pada minggu sebelumnya, seiring dengan penurunan aktivitas penyulingan untuk minggu ketiga berturut-turut.
Analis UBS, Giovanni Staunovo, menyatakan bahwa perdagangan minyak dalam jangka pendek diperkirakan akan tetap bergejolak karena investor mempertimbangkan ancaman tarif, sanksi terhadap aliran energi Rusia, dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi di negara-negara konsumen utama.
"Mengingat banyaknya ketidakpastian yang ada, kami rasa pendekatan yang bijaksana masih diperlukan," tulis Staunovo.
"Meskipun kami memperkirakan harga akan tetap stabil pada level saat ini, arus berita terkait Trump kemungkinan akan mendorong volatilitas dalam waktu dekat," lanjutnya.
BERITA TERKAIT: