Sejak dirilis, aplikasi ini menjadi yang paling banyak diunduh secara gratis di App Store Amerika Serikat, mengalahkan ChatGPT milik OpenAI.
Bahkan, kehadiran DeepSeek telah menyebabkan penurunan signifikan pada saham perusahaan teknologi besar di Senin 27 Januari 2025 waktu AS.
Kepopuleran DeepSeek tak lepas dari tangan dingin Liang Wenfeng, seorang pengusaha Tiongkok dengan latar belakang keuangan yang mendirikan perusahaan rintisan Al tersebut.
Ia mendirikan dana lindung nilai kuantitatif High Flyer pada tahun 2015 dan mulai fokus pada pengembangan AI pada tahun 2021. Liang membeli ribuan unit pemrosesan grafis (GPU) Nvidia untuk proyek AI-nya, yang menjadi fondasi bagi DeepSeek.
Lahir pada tahun 1985 di Zhanjiang, Guangdong, Liang menyelesaikan pendidikannya di bidang teknik dari Universitas Zhejiang.
Setelah lulus, Liang bereksperimen dengan mengintegrasikan AI ke berbagai bidang, tetapi tidak berhasil hingga ia mencoba menerapkan AI pada bidang keuangan.
Ia mulai menggunakan algoritma AI untuk membuat strategi perdagangan guna memprediksi tren pasar dan membantu membuat keputusan investasi. Pada tahun 2021, Liang mulai membeli ribuan unit pemrosesan grafis (GPU) Nvidia untuk proyek sampingannya yang terkait dengan AI.
Pada Maret 2023, Liang memulai DeepSeek untuk mengembangkan kecerdasan umum buatan dan melaporkan bahwa High-Flyer telah mengakuisisi lebih dari 10.000 GPU Nvidia A100 sebelum Amerika memberlakukan pembatasan chip AI di China. Hal ini menjadi dasar bagi DeepSeek untuk beroperasi sebagai pengembang Large Language Model (model bahasa besar).
Sejak dirilis, DeepSeek dengan cepat muncul sebagai pesaing utama bagi raksasa AI seperti OpenAI di bidang penalaran matematika, pembuatan kode, dan efisiensi biaya.
Aplikasi ini telah membuat model andalannya yang berlisensi MIT menjadi sumber terbuka, serta enam varian sulingan yang lebih kecil, yang berkisar dari 1,5 miliar hingga 70 miliar parameter, menjadi sumber terbuka.
Kepopuleran DeepSeek-R1 telah memengaruhi pasar saham teknologi. Pada 27 Januari 2025, saham Nvidia turun 17 persen akibat kekhawatiran tentang kemampuan DeepSeek dalam mengembangkan model AI canggih dengan biaya rendah.
Penulis khusus bisnis dan investasi di The Wall Street Journal (WSJ), Gregory Zuckerman bahkan menulis kolom khusus terkait Liang.
"Pada hari Jumat, saya belum pernah mendengar tentang Liang Wenfeng," tulisnya.
"Pada hari Senin, saya menyadari bahwa ia mengetahui banyak hal tentang pekerjaan saya, dan saya berusaha keras untuk mempelajarinya," lanjut Zuckerman.
BERITA TERKAIT: