Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bursa Asia Awali Tahun 2025 dengan Perdagangan yang Variatif

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 02 Januari 2025, 09:05 WIB
Bursa Asia Awali Tahun 2025 dengan Perdagangan yang Variatif
Ilustrasi/Ist
rmol news logo Pasar saham Asia mengawali perdagangan di tahun 2025 dengan mencatatkan kenaikan tipis. 

Indeks ASX 200, Australia naik 0,14 persen menjadi 8.170,2 pada Kamis pagi, 2 Desember 2025. Sementara bursa saham Korea Selatan dibuka lebih lambat dari biasanya, karena kegiatan bursa hari ini, diawali dengan upacara menyambut tahun baru. 

Indeks Kospi, turun 0,43 persen menjadi 2.389,15.

Bursa Jepang masih tutup hingga akhir pekan nanti. 

Investor Asia akan mencermati rilis data ekonomi sejumlah negara pada hari ini. Singapura akan merilis data PDB kuartal IV yang diperkirakan akan tumbuh 3,3 persen yoy.

China juga akan merilis data PMI manufaktur Caixin periode Desember, yang diperkirakan akan mencapai 51.7, sedikit lebih tinggi dari 51,5 di November.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diperkirakan akan bergerak variatif cenderung menguat melanjutkan kenaikan indeks pada akhir sesi perdagangan 2024 sebesar 0,62 persen ke 7.079. 

Beberapa analis memperkirakan pergerakan ISH hari ini berpeluang melanjutkan kenaikan namun rawan terkoreksi. Secara teknikal, IHSG berpotensi menembus 7.100, namun di sisi lain berisiko turun ke bawah 7.000.

Di ujung tahun 2024, bursa Wall Street mengakhiri sesi perdagangan di zona merah. Perdagangan sepi karena liburan Natal dan tahun Baru. 

Bursa saham Eropa menutup sesi perdagangan 2024 di garis hijau. Indeks saham Jerman mengungguli pasar Eropa, melesat hampir 19 persen sepanjang 2024. 

Kurs dolar AS menguat di akhir perdagangan tahun 2024, bahkan membukukan kenaikan tahunan terhadap hampir semua mata uang utama. Prospek The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi ketimbang bank sentral lain menopang dominasi  greenback  di 2024. 

Analis juga memperkirakan kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump, termasuk deregulasi bisnis, pemangkasan pajak, tarif, serta sikap keras terhadap imigran ilegal, akan mendorong pertumbuhan dan mendongkrak inflasi di 2025. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA