Ekspektasi pelaku pasar sebelumnya juga berada di kisaran yang sama. Pelaku pasar juga meyakini, kinerja inflasi tersebut sebagai sangat kondusif bagi Bank Sentral AS, The Fed untuk melanjutkan langkah penurunan suku bunga pada pertemuan para pimpinannya pekan depan. Serangkaian kabar bahkan mengklaim, lebih dari 90 persen pelaku pasar yang kini meyakini The Fed, di bawah komando Jerome Powell akan menurunkan suku bunga sebesar 0,25 persen, menyusul rilis data tersebut.
Namun tekanan jual yang mendera mata uang utama dunia terlihat tak jauh beranjak usai rilis data tersebut. Perhatian pelaku pasar kini bergeser pada rilis data indeks harga produsen yang diagendakan pada Kamis malam nanti waktu Indonesia Barat. Mandeknya gerak nilai tukar mata uang utama dunia di level terlemahnya kemudian menjadi bekal buruk bagi sesi perdagangan di Asia hari ini, Kamis 12 Desember 2024.
Pantauan menunjukkan, gerak nilai tukar mata uang Asia yang kembali terjebak di rentang moderat dengan kecenderungan melemah. Konsistennya mata uang Asia di rentang sempit, menjadikan nilai tukar Rupiah kesulitan merealisasikan potensi rebound teknikal usai merosot dalam beberapa hari sesi perdagangan sebelumnya.
Catatan
RMOL memperlihatkan, Rupiah yang terpantau sempat menginjak zona penguatan moderat di awal sesi pagi, namun dengan segera dan mudah beralih ke zona merah. Rupiah kemudian konsisten menyisir zona pelemahan moderat di sepanjang sesi perdagangan hari ini. Gerak Rupiah juga sempat berupaya kembali menjejak zona penguatan pada sesi sore, namun berbalik kembali di zona merah.
Hingga ulasan ini disunting, Rupiah masih bertengger di kisaran Rp15.920 per Dolar AS setelah melemah tipis 0,07 persen. Rupiah tercatat sempat menginjak titik terlemahnya di Rp15.949, namun kemudian mampu mengikis pelemahan hingga sesi sore. Tiadanya sentimen domestik yang tersedia, membuat Rupiah kesulitan untuk menyeberang ke zona penguatan.
Sementara tinjauan teknikal memperlihatkan, posisi Rupiah kali ini yang masih cukup dekat dengan level psikologisnya di kisaran Rp16.000. Dalam jangka pendek, investor kini berharap rilis data indeks harga produsen di AS mampu untuk setidaknya mencegah Rupiah menembus level psikologisnya tersebut.
Sementara pantauan terkini pada mata uang Asia menunjukkan, nilai tukar Peso Filipina dan Baht Thailand yang masih mencoba bertahan di zona penguatan tipis hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung. Namun kedua mata uang tersebut terkesan nasih terlalu rentan untuk berbalik ke zona pelemahan mengikuti irama yang mendera Asia.
BERITA TERKAIT: